Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Adat Aceh Kota Banda Aceh, Mulyadi Thaib.
Ia sepakat, agar domino ini lebih baik ditiadakan di Kota Banda Aceh, karena dinilai membuang-buang waktu tanpa bermanfaat.
“Contoh ada satu tempat yang kita tahu bersama, habis maghrib orang sudah mulai berkumpul di situ (untuk bermain domino), itu sangat mengganggu lingkungan dan menyia-nyiakan waktu juga, mendekati perjudian,” jelasnya.
Ia berharap, agar masyarakat bisa mengajarkan contoh perbuatan yang lebih baik kepada generasi penerus untuk melakukan hal-hal positif.
“Harapannya kedepan kalau bisa memang domino itu tidak boleh lagi di Banda Aceh, sehingga generasi kita itu bisa melakukan hal-hal yang lebih positif,” harapnya. (*)
• Derita ABK Indonesia di Kapal Taiwan, Dianiaya, Dikunci dalam Lemari Es, Gaji Ditahan, Kerja 20 Jam