Luar Negeri

Israel Mulai Bergerilya, Sudan Jadi Target Berikutnya, Buka Hubungan dengan Zionis

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran meneriakkan slogan di luar Dewan Menteri di Khartoum, Sudan untuk memperingati ulang tahun pertama kesepakatan transisi damai antara tentara dan warga sipil seusai penggulingan diktator Omar al-Bashir pada Senin (17/8/2020).

SERAMNBINEWS.COM, JERUSALEM - Israel tampak mulai percaya diri untuk membuka hubungan dengan negara Arab lainnya, seusai berhasil membujuk negara kaya raya, UEA.

Pemerintah Sudan, Selasa (18/8/2020) mengatakan hampir mencapai kesepakatan damai, bahkan menyiapkan panggung untuk terobosan diplomatik dengan negara Zionis.

Seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Sudan mengumumkan menunggu penyelesaian perjanjian damai dengan Israel.

Tetapi, telah menarik janji dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan semua yang diperlukan dalam menyelesaikan kesepakatan.

Pengumuman itu datang beberapa hari setelah Israel dan Uni Emirat Arab mengumumkan kesepakatan untuk menjalin hubungan diplomatik secara formal.

Meskipun Sudan tidak memiliki sumber daya dan pengaruh seperti UEA, Sudan memiliki sejarah yang jauh lebih bermusuhan dengan Israel.

Sudan menjadi tuan rumah konferensi Arab yang penting setelah perang Timur Tengah 1967.

Sebanyak delapan negara Arab menyetujui "tiga tidak": tidak ada perdamaian dengan Israel, tidak ada pengakuan atas Israel dan tidak ada negosiasi.

Presiden Israel Undang Putra Mahkota UEA, Pengusaha Emirat Buka Hubungan dengan Israir

Turki Bakar Hubungan dengan UEA, Tetapi Mempertahankan Hubungan dengan Israel, Mengapa?

UEA Menepis Kritikan Presiden Turki, Hubungan dengan Israel tidak Terkait Iran

Pada tahun 1993, AS menunjuk Sudan sebagai negara sponsor terorisme atas dukungannya terhadap sejumlah kelompok militan anti-Israel, termasuk Hamas dan Hizbullah.

Tetapi dalam beberapa tahun terakhir ini, permusuhan itu telah melunak, dan kedua negara telah menyatakan kesiapan untuk menormalkan hubungan.

Sky News Arabia mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Sudan yang mengatakan pemerintahnya menantikan kesepakatan perdamaian berdasarkan kesetaraan dan kepentingan Sudan.

"Tidak ada alasan untuk melanjutkan permusuhan antara Sudan dan Israel," kata jurubicara Haidar Badawi.

"Kami tidak menyangkal ada komunikasi dengan Israel," katanya.

Dia menambahkan kedua negara akan memperoleh banyak keuntungan dari kesepakatan.

Dalam sebuah pernyataan, Netanyahu mengatakan Israel, Sudan dan seluruh wilayah akan mendapat manfaat.

Halaman
123

Berita Terkini