Belajar di Masjid

Rektor Unsyiah Dukung Konsep Aceh Tamiang Belajar di Masjid

Penulis: Rahmad Wiguna
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bupati Aceh Tamiang Mursil saat menjelaskan konsep pembangunan disaksikan dua kepala dinas, belum lama ini. Aceh Tamiang sedang mematangkan konsep belajar di masjid.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Bupati Aceh Tamiang Mursil mengaku mendapat dukungan dari Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Prof Samsul Rizal untuk menerapkan kebijakan belajar di masjid.

Dukungan ini, kata Mursil, disampaikan Prof Samsul Rizal secara langsung melalui layanan aplikasi pesan singkat.

“Alhamdulillah ternyata rencana kita untuk melaksanakan belajar di masjid mendapat dukungan dari Pak Rektor. Ini jelas menambah motivasi kita dalam menjalankan program pendidikan,” kata Mursil, Jumat (21/8/2020).

Dalam komunikasi itu, Samsul Rizal disebutnya bersedia mengirimkan mahasiswanya untuk membantu proses belajar di masjid ini.

Pengiriman mahasiswa ini sendiri merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2020.

“Mahasiswa yang nantinya tinggal di kampung lokasi KKN akan diminta membantu program belaja di masjid. Ini jelas sangat membantu kita,” ungkapnya.

Mursil menambahkan saat ini program KKN di Unsyiah sedang tahap pendaftaran. Dijadwalkan para mahasiswa ini sudah ditempatkan di Aceh Tamiang pada September nanti.

Rencana pelaksanaan belajar di masjid ini diambil setelah konsep belajar dari rumah (BDR) yang saat ini sedang berjalan dinilai tidak efektif.

Hasil Rapid Test Reaktif, Lansia di Pidie Tolak Dirujuk ke RSUD Tgk Chik Di Tiro

Oknum Security BNNK Aceh Selatan Ditangkap Polisi di Pakpak Barat, Ini Isi Tas Rekannya

Update Covid-19 di Aceh: Positif 1.140 Orang, Sembuh 415 Orang, PDP Bertambah 2

Dari evaluasi yang sudah dilakukan, BDR tidak sepenuhnya membuat pelajar disiplin dalam mengikuti materi pelajaran yang disampaikan guru.

Justru tugas yang diberikan guru kepada masing-masing siswa cenderung diselesaikan oleh orang tua.

“Selain membantu siswa menyelesaikan tugas dari guru, metode ini juga bertujuan memelihara ibadah para siswa tetap terjaga. Mulai dari ashar sampai isya, anak-anak berada di lingkungan masjid,” sambungnya.

Metode belajar ini akan dibagi dalam dua waktu, yakni magrib hingga ashar mengerjakan tugas sekolah, sedangkan magrib ke isya dilanjutkan dengan mengaji.(*)

Berita Terkini