SERAMINEWS.COM, DUBAI - Uni Emirat Arab (UEA) ternyata memiliki misi terselubung membuka hubungan dengan negara Zionis.
Tidak perlu menunggu lama, seusai kesepakatan yang ditengahi AS ditandatangani, Dubai mulai membeli persenjataan canggih AS.
Negara kaya raya itu yang mampu membeli apa saja, berupaya meningkatkan keunggulan militer dari Israel yang telah lama ada secara regional dan mengimbangi persenjataan Iran.
Untuk urusan tercepat, Pembangkit Listrik Nuklir Baraqah di Dubai telah dihubungan ke jaringan listrik nasional pada Rabu (19/8/2020).
Hanya berselang sepekan dari kesepatan, UEA langsung mengoperasikan tenaga nuklir untuk listrik yang tidak ditentang AS, seperti dilansir AFP, Kamis (20/8/2020).
Sebaliknya, Iran yang juga memiliki pembangkit listrik mendapat tudingan membangun persenjataan nuklir, sehingga ditentang oleh AS dengan pemberian sanksi keras yang melumpuhkan perekonomian Teheran.
Terlepas dari keberatan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden AS Donald Trump pada Rabu (19/8/2020) mengatakan Emirat telah menyatakan minatnya untuk membeli "cukup banyak" jet tempur siluman F-35.
Trump mengatakan kesepakatan semacam itu sedang ditinjau dan dipelajari, yang diduga akan disetujui, karena AS juga butuh anggaran besar untuk menutupi perekonomiannya yang dirusak pandemi virus Corona.
• UEA Jadi Negara Pertama di Arab Hubungkan Pembangkit Nuklir ke Jaringan Listrik Nasional
• UEA dan Yahudi Sudah Berkomunikasi Secara Diam-diam Selama 15 Tahun Sebelum Buka Hubungan Diplomatik
• Iran Lontarkan Kecaman Keras, Hubungan UEA dan Yahudi Memiliki Risiko Besar
UEA telah berusaha selama bertahun-tahun membeli drone bersenjata AS.
Sesuatu yang sekarang berpotensi diizinkan karena Trump melonggarkan aturan yang mengatur pembelian tersebut bulan lalu.
Kesepakatan senjata yang rumit membutuhkan waktu untuk dinegosiasikan dan harus mendapatkan persetujuan Kongres.
Butuh waktu bertahun-tahun bagi jet tempur dan drone untuk mencapai militer asing.
Termasuk harus melatih pilot mereka sendiri untuk menerbangkannya.
Ada juga pertanyaan tentang pemilihan November dan apakah kemungkinan pemerintahan Joe Biden akan menyetujui penjualan semacam itu.
Tetapi Trump telah menggunakan penjualan senjata sebagai metrik untuk menilai hubungan Amerika dengan negara-negara Teluk Arab .