Update Corona di Subulussalam

Dokter Gugus Tugas Covid-19 di Subulussalam Dibully Netizen, Kapolres Bantah Ada Ancaman Pembunuhan

Penulis: Khalidin
Editor: Ansari Hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Subulussalam, AKBP Qori Wicaksono SIK.

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM - Kapolres Subulussalam AKBP Qori Wicaksono SIK membantah tegas beredarnya kabar soal beberapa dokter di daerah itu mendapat ancaman pembunuhan.

Hal itu disampaikan Kapolres Subulussalam AKBP Qori Wicaksono dalam keterangan persnya kepada Serambinews.com, Sabtu (22/8/2020).

Kapolres AKBP Qori Wicaksono bahkan kaget ketika mendapat banyak telpon dari wartawan yang menanyakan kebenaran informasi pengancaman terhadap dokter yang menangani covid-19 di sana.

Menurut Kapolres AKBP Qori, sejauh ini pihaknya hanya menerima laporan terkait sejumlah hujatan dan fitnah dari masyarakat di media sosial seperti facebook.

Hujatan, caci maki atau sumpah serapah dan kata-kata bernada fitnah tersebut membuat para dokter dan tenaga kesehatan di Kota Subulussalam merasa tertekan.

Karenanya, para dokter dan tenaga kesehatan mengirimkan surat pernyataan permintaan perlindugan kepada aparat kepolisian setempat.

“Saya kaget soal berita ancaman pembunuhan, kapan itu. Karena yang ada adalah semacam intimidasi di media sosial lewat komentar-komentar bernada cercaan, atau hujatan dan kata-kata bernada fitnah,” kata AKBP Qori Wicaksono.

Lebih jauh dikatakan, hujatan atau kata bernada fitnah oleh netizen di media sosial ini membuat para tenaga medis merasa dibully.

Dokter di Subulussalam Ini Siap Beri Rp 100 Juta Bagi yang Mampu Buktikan Diagnosa Covid-19 Bisnis

Kapolres Subulussalam Ingatkan Warga Tidak Buat Ujaran Kebencian Soal Covid-19 di Medsos

Kapolres Subulussalam Imbau Warga tak Persulit Tim Medis Terkait Covid-19

Kata-kata pedas warga di medsos antara lain soal diagnosa terhadap seorang pasien positif covid-19 merupakan ajang bisnis atau mencari keuntungan.

Selain itu ada pula anggapan masalah covid-19 merupakan upaya pemerintah dan rumah sakit mencari anggaran.

AKBP Qori menyebutkan kata-kata tersebut lah yang membuat para dokter merasa tidak nyaman dalam menjalankan tugasnya sehingga meminta bantuan kepolisian.

Dalam hal ini, polisi telah melakukan patroli rutin ke area kegiatan tenaga medis dalam menjalankan tugas penanganan covid-19.

Kemudian polisi juga melakukan patroli cyber melacak akun-akun facebook penyebar ujaran kebencian, seperti caci maki, sumpah serapah atau fitnah terhadap pemerintah dan tenaga kesehatan di sana.

Diakui, ada sempat beredar screenshot soal kata-kata salah satu pemilik akun facebook menanggapi kasus covid-19 di daerah ini.

Halaman
12

Berita Terkini