SERAMBINEWS.COM, KHARTOUM - Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo mengunjungi Sudan, Selasa (25/8/2020).
Dia melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok.
Hamdok mengatakan dirinya membahas negaranya yang masih dicap sebagai negara sponsor teroris.
Dia menegaskan negaranya ingin dihapus dari daftar sebagai negara teroris agar sanksi dapat dicabut.
Negara ini telah terdaftar sejak 1990-an ketika pemimpin al-Qaeda Osama Bin Laden tinggal di sana.
Sebagai tamu dari pemerintahan mantan Presiden Omar al Bashir.
Bashir sejak itu digulingkan dan hubungan dengan AS mereda.
Sudan dinamai bersama dengan Korea Utara, Iran dan Suriah.
Para pemimpin negara itu sangat ingin mengakhiri isolasi ekonomi negaranya.
Sehingga, akan mendapatkan akses ke sistem keuangan internasional berbasis dolar untuk menarik pinjaman dan investasi.
Salah satu syarat utama yang ditetapkan oleh AS agar Sudan dihapus dari daftar, memberi kompensasi kepada keluarga 17 pelaut AS yang tewas.
Ketika kapal mereka, USS Cole, dibom oleh al-Qaeda di sebuah pelabuhan di Yaman pada tahun 2000.
Sudan menyetujui ini pada Februari 2020.
• Donald Trump Kirim Menlu dan Jared Krushner ke Timur Tengah, Bujuk Tetangga UEA Ikuti Jejaknya
• UEA Punya Misi Terselubung Buka Hubungan dengan Israel, Permudah Pembelian Persenjataan Canggih AS
• UEA dan Yahudi Sudah Berkomunikasi Secara Diam-diam Selama 15 Tahun Sebelum Buka Hubungan Diplomatik
Sebelumnya, Pompeo mengatakan melakukan penerbangan langsung resmi pertama dari Tel Aviv ke Khartoum.
Yang digambarkan sebagai bersejarah oleh kedutaan AS di Jerusalem.