Abdullah Puteh menilai Yanuar memiliki pengalaman dan terobosan dalam memajukan perusahaan di tingkat nasional.
Karena itu, hal ini menjadi momen bagi semua konsorsium untuk memulai kembali menggerakan KEK Arun.
Dalam kesempatan itu, Abdullah Puteh juga menceritakan pengalamannya ketika menjabat Gubernur Aceh.
Saat itu kondisi Bank Pembangunan Aceh (Bank Aceh saat ini), mengalami kendala dalam persoalan modal.
“Saat itu saya langsung mengadakan rapat dengan semua kepala daerah,” katanya.
Dalam waktu yang tak lama, persoalan tersebut dapat diselesaikan setelah berhasil mengumpulkan modal.
• BREAKING NEWS - Kapolres Pidie Jaya dan Wakapolres Positif Corona, Seluruh Polisi Jalani Rapid Test
• VIDEO Netizen Sorot Gaya Pelaku di Medsos, Penusuk Syekh Ali Jaber Bukan Orang Gila
• Melihat Jembatan Kilangan di Aceh Singkil, Asa Warga Empat Desa yang Terisolir
Seharusnya, menurut Abdullah Puteh, Gubernur Aceh sebagai Ketua Dewan kawasan KEK Arun bersama Wakil yaitu Wali Kota Lhokseumawe dan Bupati Aceh Utara, tidak menunggu ketika ada kendala.
Karena tidak mungkin usaha bisa berjalan tanpa didukung oleh modal.
Pemerintah Aceh misalnya bisa mencari talangan dana keluar, untuk mendapatkan modal guna menggerakan KEK Arun, tapi harus memiliki master plan yang jelas dalam penggunaannya.
“Jadi harus bersama-sama Pemerintah Aceh dengan Pemkab/Pemko serta konsorsium mencari solusi atas persoalan ini sehingga tidak mangkrak lagi, tidak hanya menunggu tapi harus melakukan terobosan,” ujar Abdullah Puteh.
Pemerintah Pusat, kata Abdullah Puteh lagi, sangat berkeinginan supaya KEK Arun tersebut harus segera berjalan menjadi kawasan industri.
“Pemerintah Aceh bersama Pemkab dan Pemko harus bersama-sama mencari solusi atas persoalan ini sehingga tidak mangkrak lagi, tidak hanya menunggu tapi harus melakukan terobosan ke Pemerintah Pusat, agar KEK Arun dapat digerakkan,” ujar Abdullah Puteh.
Karena Pemerintah Pusat sangat berkeinginan supaya KEK Arun tersebut harus segera berjalan menjadi kawasan industri.(*)