Luar Negeri

Sudah 2 Hari Armenia & Azerbaijan Bentrok, 39 Orang Tewas, Saling Tuduh Pakai Senjata Artileri Berat

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Mursal Ismail
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grafis wilayah Armenia dan Azerbaijan dengan masing-masing klaim wilayah separatis Nagorny Karabakh

Azerbaijan membantah pernyataan kementerian pertahanan Armenia, dengan mengatakan pihaknya memiliki "keuntungan penuh atas musuh di depan".

Azerbaijan menuduh pasukan Armenia melancarkan serangan yang disengaja dan terarah di sepanjang garis depan.

"Kami mempertahankan wilayah kami, tujuan kami benar," kata presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, dalam pidatonya

Dua negara bekas Uni Soviet ini telah bentrok selama bertahun-tahun di wilayah pegunungan Nagorno-Karabakh.

Wilayah itu mayoritas etnis Armenia yang secara resmi merupakan bagian dari Azerbaijan, tetapi memisahkan diri dari negara itu saat Uni Soviet bubar.

Armenia dan Azerbaijan berperang selama enam tahun di wilayah tersebut hingga gencatan senjata pada tahun 1994.

Sejak itu Nagorno-Karabakh telah mengatur dirinya sendiri sebagai Republik Artsakh yang independen secara de facto.

Tak Sampai Seminggu Usai Dilantik, Perdana Menteri Armenia Mundur Demi Turuti Permintaan Rakyatnya

Latar Belakang Konflik Armenia dan Azerbaijan hingga Saling Perang, Ada Campur Tangan Negara Lain

Sejak Uni-Soviet runtuh pada 1991, perpecahan etnis di Armenia dan Azerbaijan menjadi lebih kentara: berdasarkan laporan Armenia pada 2004, hanya 30 orang di Armenia (populasi 3,1 juta) diidentifikasi sebagai orang Azerbaijan.

Sedangkan sensus 2009 di Azerbaijan (populasi 9,7 juta) mencatat ada 183 orang Armenia tinggal di daerah selain Nagorno-Karabakh.

Pada sensus 2015, "Republik Arsakh" yang tidak diakui - atau Nagorno-Karabakh (populasi 145,053 orang) - mencatat tidak ada orang Azerbaijan yang tinggal di sana.

Padahal, ketika rezim Soviet berkuasa, orang-orang Azerbaijan mencapai lebih dari seperlima populasi wilayah itu. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini