Pidie Evaluasi Belajar Daring  

Editor: hasyim
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak anak sedang persiapan mengikuti Kompetensi Sains Nasional (KSN) secara daring di SDN 3 Kota Sigli, Rabu (7/10/2020)

SIGLI - Pemkab Pidie akan mengevaluasi proses belajar mengajar secara dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) yang kini diperpanjang hingga 16 Oktober 2020. Langkah itu dilakukan karena belajar dengan kedua sistem tersebut dinilai tidak efektif. Jika sistem itu terus menerus dijalankan, dikhawatirkanakan  terjadi lost generation (generasi yang hilang).

Wakil Bupati (Wabup) Pidie, Fadhlullah TM Daud, kepada Serambi, Minggu (11/10/2020) mengatakan, belajar daring dan luring tidak boleh diterapkan dalam waktu yang lama kepada murid PAUD hingga SMP. Sebab, belajar tersebut tidak maksimal sehingga bisa terjadi lost generation. Sebab, belajar daring dan luring tidak sama dengan belajar tatap muka di sekolah. Saat ini pun, sebutnya, murid sudah rindu dengan suasana belajar di sekolah.

"Untuk itu, kita harus duduk kembali dengan Pak Bupati dan stakeholder terkait dalam rangka menyelamatkan generasi muda kita. Kalau tidak, dampak pandemi Covid-19 bisa terjadi lost generation. Belajar sistem daring dan luring harus berakhir," tegasnya.

Wabup menjelaskan, dirinya sudah memantau belajar luring pada dua SD di Kecamatan Batee, Jumat (9/10/2020). Hasilnya, kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik. Lokasi belajar luring dipusatkan di meunasah dan balai pengajian. Guru datang ke lokasi untuk memberikan pelajaran, yang lebih dominan untuk membuat tugas. Satu pelajaran dalam belajar luring hanya satu jam. 

"Kita cek belajar luring di daerah yang sulit sinyal seperti di Kecamatan Batee, ternyata memang dijalankan guru di tengah pandemi Covid-19. Guru jangan duduk di sekolah karena murid harus mendapatkan transfer ilmu. Belajar luring untuk murid SD dilakukan akibat tak semua anak-anak memiliki smartphone," jelasnya.

Ia menambahkan, belajar luring dan daring diperpanjang dua minggu, yang disesuaikan dengan kasus Covid-19. Artinya, jika status Pidie menjadi oranye, maka sistem belajar akan dilakukan secara tatap muka di sekolah. Tapi, sekarang status Pidie masih merah. "Kita mengajak masyarakat untuk berdoa dan menjalankan protokoler kesehatan sehingga wabah virus Corona segera berakhir. Menjalankan protokoler kesehatan untuk kebaikan bersama," tutup Wabup Pidie. 

Hanya untuk Murid yang Tak Terkendala Internet

Pelaksana tugas (Plt) Kadis Pendidikan Pidie, Ridwandi, kepada Serambi, Minggu (11/10/2020), menyebutkan, pihaknya memperpanjang belajar dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) hingga 16 Oktober 2020, mengingat Kabupaten Pidie masih masuk dalam zona merah Covid-19.

Menurutnya, pelaksanaan belajar daring dan luring ditetapkan sesuai lokasi sekolah. "Jika sekolah susah akses internet, maka sekolah itu dilaksanakan belajar luring. Seperti Batee, Muara Tiga (Laweung), Mane, Tangse, dan Geumpang," rincinya.

Dikatakan, belajar daring hanya diperuntukkan bagi murid yang tidak masalah dengan internet. Seperti Kecamatan Kota Sigli, Pidie, dan beberapa kecamatan lain. Apalagi, tambah Ridwandi, belum semua sekolah menerima kuota internet bantuan.

"Jika memang status Pidie tetap merah, maka kita akan melaksanakan ujian semester dengan sistem daring atau luring. Saya rasa ujian semester daring dan luring tidak mengganggu anak-anak dalam minggu ini," jelasnya. (naz)

Berita Terkini