Berita Langsa

Almarhum Rangga Anak Yang Cerdas dan Periang, Sudah Mampu Membaca Alquran

Penulis: Zubir
Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto almarhum Rangga dan ayahnya, Fadli Fajar yang diabadikan ayahnya baru-baru ini.

Laporan Zubir / Langsa

SERAMBINEWS.COM, LANGSA - Kepergian almarhum Rangga menghadap Sang Khalik sudah empat hari, pada Selasa (13/10/2020).

Bocah yang genap berusia 10 tahun pada 19 September 2020 dan baru duduk dibangku kelas 3 SD ini, meninggal dunia sebagai pahlawan bagi ibundanya Dn (28), pada Sabtu (10/10/2020) dinihari.

Sabtu dini hari itu, almarhum Rangga menghembuskan nafas terakhirnya, saat membela ibunya dengan cara melawan tersangka Samsul Bahri (41) ketika merudapaksa korban Dn (ibu Rangga).

Almarhum terkena sabetan parang pelaku di sejumlah tubuhnya, di rumah ayah tiri dan ibu kandungnya yang berada di Kecamatan Birem Bayeun Aceh Timur.

Almarhum baru dua pekan lebih tinggal di sana, setelah ibunya Dn menjemput almarhum yang sebelumnya tinggal bersama ayah kandungnya, Fadli Fajar, di Medan Salayang.

Baca juga: Polres Langsa Beberkan Kronologis Tersangka Membunuh Anak di Bawah Umur dan Rudapaksa Ibu Korban

Berikut kutipan singkat wawancara Serambinewscom, lewat hubungan telepon dengan ayah kandung almarhum Rangga, Fadli Fajar (32), Selasa (13/10/2020) sore ini.

Almarhum Rangga, merupakan anak pertama Fadli Fajar, baru sekitar dua pekan lebih ikut tinggal dengan ibunya, Dn, di Aceh, tepatnya di Kecamatan Birem Bayeun, Aceh Timur.

Menurut Fadli Fajar, ia sudah berpisah dengan korban Dn (28) sekitar 2 tahun lalu. Sejak itu, almarhum Rangga dan satu orang adiknya tinggal bersama sang ayah Fadli Fajar dan kakek sseta neneknya, di Medan Selayang.

"Tanggal 19 September 2020 lalu, saya baru saja merayakan ultah almarhum Rangga yang genap diusianya ke-10 tahun," ujar Fadli Fajar, berdarah Aceh dan Karo ini.

Baca juga: Polres Langsa Antar Bantuan untuk Keluarga Bocah 9 Tahun yang Dibunuh Saat Hendak Selamatkan Ibunya

Kakek almarhum Rangga ternyata merupakan orang Lhokseukon, Aceh Utara dan neneknya suku Karo (orang tua Fadli Fajar).

Sambung Fadli, berapa hari setelah merayakan ultah yang ke -10 rumah Fadli di Medan Selayang, berapa hari kemudian almarhum Rangga dijemput ibunya untuk tinggal bersama di Aceh.

Waktu itu, bahwa ayahnya mengaku berat melepas Rangga ikut dengan ibunya.

Tapi karena almarhum terus merengek dan bersikeras ikut.

Akhirnya Fadli mengizinkan Rangga untuk tinggal bersama ibu kandungnya itu di Aceh.

Namun pada Sabtu itu, ia sempat tak percaya mendapat kabar anak tersayangnya itu (Rangga), meninggal dunia dengan cara tak wajar.

"Saya hampir tak percaya mendengar kabar Rangga meninggal," katanya.

Baca juga: DPRK Langsa Kirimkan Petisi Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja Kepada Presiden, DPR RI, dan MPR RI

"Dia meninggal terkena sabetan parang pelaku, karena berusaha membantu ibunya di rumah itu," ujar Fadli.

"Saya dapat kabar bahwa sebelum meningal, anak saya sempat disuruh lari sama Ibunya, tapi Ia tidak mau lari dia lawan pelaku," ungkapnya.

"Setelah terkena parang ia sempat terucap, sakit, lalu ia langsung terdiam, mungkin saat itu anak saya ini sakratul maut," ucap Fadli.

Kenang Fadli, selama duduk di bangku sekolah di salah satu SD Negeri di Medan Selayang dimana ayahnya tinggal sekarang, Rangga selalu mendapat rangking 1 dan 2.

Ia anak yang cerdas, dan diusianya itu anak lain belum tentu banyak yang sudah bisa membaca Alquran, namun ia sudah mampu membacanya.

Pahlawan cilik ini juga orang yang periang, baik dengan adiknya, dan dia tipikal orang yang keras, berani, dan juga berpendirian.

"Almarhum memang beda dengan anak seusianya, ia anak cerdas, periang, keras berpendirian, dan selalu mendapat rangking di kelas. Bahkan sekarang Ia sudah mampu membaca Alquran," kenang ayahnya sambil menangis sedih.

Fadli Fajar, telah mengikhlaskan kepergian anak kesayangannya itu, walaupun jalannya seperti ini, dan mungkin ini sudah kehendak yang Maha Kuasa.

"Allah SWT lebih sayang kepadanya, sehingga memanggilnya duluan dari pada kami. Selamat jalan nak, kami akan selalu merindukanmu nak," ucap ayahnya kembali menangis.

Diakhir perbincangannya, sang Ayah Fadli Fajar berharap penegak hukum memberikan ganjaran seberat-beratnya buat pelaku, supaya tidak ada lagi Rangga-Rangga lainnya yang menjadi korban kebiadaban pelaku.(*)

Berita Terkini