Internasional

Austria Berduka, Serangan Bersenjata Mengerikan Pendukung ISIS Menewaskan Empat Orang

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi berjaga dekat tempat kejadian perkara di mana karangan bunga dipajang untuk memberi penghormatan kepada para korban serangan pria bersenjata di Wina, Austria, Selasa (3/112020).

Tembakan pertama terdengar sekitar pukul 08.00 malam (1900 GMT) di jantung kota dekat sinagoga dan gedung opera terkenal di dunia.

"Bunyinya seperti petasan, lalu kami sadar itu tembakan," kata seorang saksi mata yang dikutip oleh penyiar publik ORF.

Seorang pria bersenjata "menembak secara liar dengan senjata otomatis" sebelum polisi tiba dan melepaskan tembakan, saksi menambahkan.

Yang lain berbicara tentang sedikitnya 50 tembakan.

Nehammer mengatakan pada konferensi pers mengatakan polisi telah menggunakan bahan peledak untuk meledakkan jalan ke dalam apartemen tersangka bersenjata berat yang tewas.

"Semua tanda memperjelas bahwa ini adalah orang yang teradikalisasi dan orang yang merasa terkait erat dengan ISIS," katanya.

Berbicara kepada ORF, Kurz mengatakan para penyerang dilengkapi dengan sangat baik dengan senjata otomatis dan telah bersiap secara profesional.

Dia juga men-tweet: "Polisi kami akan bertindak tegas terhadap para pelaku serangan teror yang menjijikkan ini."

"Kami tidak akan pernah diintimidasi oleh terorisme dan kami akan memerangi serangan ini dengan segala cara."

Kurz mengatakan polisi berkonsentrasi pada operasi anti-teror, tentara akan mengambil alih keamanan gedung-gedung utama di Wina.

Presiden komunitas Yahudi Wina Oskar Deutsch mengatakan tembakan telah dilepaskan di sekitar sinagoga Stadttempel.

Dia menambahkan saat ini tidak diketahui apakah kuil yang ditutup pada saat itu juga menjadi sasaran.

Di bar dan restoran yang sibuk, orang-orang diminta untuk tetap berada di dalam rumah saat serangan itu terjadi.

Baca juga: Pria Bersenjata Tembak Pengunjung Kafe dan Restoran Austria, Dua Tewas dan 15 Luka-luka

"Awalnya, saya berpikir bahwa mungkin kami sedang membuat film Amerika atau mereka terlalu banyak mabuk," kata pelayan Jimmy Eroglu, 42 tahun.

Tapi kemudian dia mendengar suara tembakan.

Halaman
123

Berita Terkini