SERAMBINEWS.COM - Hasil perhitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020 mulai masuk dari beberapa negara bagian.
Pasangan Joe Biden-Kamala Harris dari Partai Demokrat dan Donald Trump-Mike Pence dari Partai Republik akan memperebutkan sedikitnya 270 suara elektoral.
Sementara ini, dari pantauan Serambinews.com Rabu (4/11/2020) pukul 13:00 WIB, Joe Biden dari Partai Demokrat unggul.
Kantor berita CNN merilis hasil proyeksi Pilpres AS 2020 secara berkala.
Hingga pukul 13:00 WIB, calon presiden dari Partai Demokrat itu sudah mengantongi 215 suara elektoral, sedangkan Trump 171 suara elektoral.
Biden terlihat unggul dalam perolehan suara, dengan mengantongi 61,2 juta (49,7 persen), sedangkan Trump memperoleh 60 Juta (48,7 persen).
Biden hanya butuh 55 suara elektoral untuk memenangkan Pilpres AS 2020.
Semakin dekatnya Biden untuk menduduki kursi orang nomor satu di AS, membuat Israel semakin khawatir.
Seorang menteri senior Israel mengatakan bahwa dia terus ‘berdoa’ untuk kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS.
Baca juga: Jika Donald Kalah Pilpres Amerika tapi Menolak Meninggalkan Gedung Putih, Bisakah Ia Didakwa?
Baca juga: Pilpres Amerika Serikat: Joe Biden Unggul Sementara dengan Perolehan 209, Donald Trump Kalah Jauh
Ia menambahkan Iran dan kelompok teror di wilayah tersebut akan senang jika Joe Biden terpilih.
Sementara itu, Channel 12 Israel mengutip "sumber senior di Yerusalem" yang memperkirakan bahwa Biden akan memenangkan Pilpres AS.
Biden digadang-gadang akan menggantikan Trump sebagai presiden setelah empat tahun hubungan baik antara Gedung Putih dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Saya berdoa untuk kemenangan Trump dalam pemilihan," kata Menteri Dalam Negeri Aryeh Deri, pemimpin partai ultra-Ortodoks Shas, dikutip dari Time of Israel, Rabu (4/10/2020).
“Trump telah membuktikan persahabatan sejatinya dengan bangsa Yahudi dan Negara Israel selama empat tahun terakhir," sambung Deri.
Dia mengatakan bahwa sosok Biden dari Partai Demokrat adalah teman Israel.
"Jika, Tuhan melarang Trump tidak terpilih, saya tahu siapa yang akan bahagia: Orang Iran, Hizbullah, Hamas, dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: Update Pilpres AS: Raih 118 Suara Elektoral, Joe Biden Sementara Ini Unggul dari Donald Trump
Baca juga: Trump Ungguli Biden Dalam Jajak Pendapat Kue yang Digelar Toko Roti di Pennsylvania
Sejak menjabat, Trump telah dipuji oleh orang Israel karena memindahkan kedutaan AS ke Yerusalem, memangkas bantuan untuk Palestina, menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran.
Trump juga mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan dan sebagai perantara kesepakatan normalisasi antara Israel dan Bahrain, UEA, dan Sudan.
Netanyahu pada hari Minggu (1/11/2020) memuji kebijakan Trump di Timur Tengah, bahkan dia terbuka mendukung Trump di Pilpres AS.
Perdana menteri mengatakan kepada wartawan bahwa dukungan bipartisan AS telah menjadi "salah satu dasar aliansi Amerika-Israel.
Dia kemudian mengatakan bahwa aliansi tidak pernah lebih kuat dan memuji banyak langkah yang diambil oleh Trump untuk mendukung Israel.
Netanyahu memiliki hubungan yang dingin dengan mantan presiden AS Barack Obama pada tahun 2012.
Ia kemudian menyampaikan pidato penting di depan Kongres pada tahun 2015 untuk membantah kesepakatan nuklir Obama yang muncul dengan Iran.
Kesepakatan itu dibuat ketika Biden menjadi wakil presiden.
Baca juga: Pilpres AS Mirip dengan Indonesia, Trump dan Biden Punya Pendukung Fanatik
Baca juga: Seminggu Jelang Pilpres Amerika Serikat, Joe Biden Masih Unggul dan Siap Kalahkan Donald Trump
Setelah menjabat, Trump pada 2018 secara sepihak menarik AS dari kesepakatan nuklir antara Iran dan kekuatan dunia, disambut pujian dari Netanyahu.
Kemudian pada Agustus 2019, Israel melarang anggota parlemen baru dari Partai Demokrat Rashida Tlaib dari Michigan dan Ilhan Omar dari Minnesota untuk melakukan tur di Tepi Barat.
Dalam mengumumkan keputusan tersebut, Netanyahu mengutip undang-undang tahun 2017 yang menolak masuknya pendukung gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS).
Meskipun Trump populer di kalangan publik Israel, hubungan dekat Netanyahu dengan presiden AS tampaknya memperdalam perpecahan dengan orang-orang Yahudi Amerika.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa orang Yahudi Amerika akan memberikan suara terbanyak untuk mendukung penantang Demokrat Joe Biden.
Sebaliknya, jajak pendapat yang diterbitkan oleh televisi Channel 12 menemukan bahwa 54 persen orang Israel menyukai Trump, dibandingkan dengan 21 persen yang menyukai Biden.
Sebanyak 25 persen lainnya mengatakan mereka tidak tahu siapa yang mereka sukai.
Jajak pendapat menjelang pemilu 2016 lalu, menunjukkan bahwa orang Israel lebih memilih Hillary Clinton daripada Trump, dengan Trump lebih disukai di antara orang Israel Amerika. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca juga: Kisah Cinta Janda Berujung Maut, Korban Tewas Dibakar Pacar Karena Menolak Diajak Nikah
Baca juga: Gara-gara Menolak Diajak Nikah, Kisah Cinta Janda Ini Berujung Maut, Korban Dibakar Kekasihnya
Baca juga: Pengemis Abang Adik Ini Punya Tabungan Seratusan Juta di Bank, Kantongi Uang Rp 5 Juta Saat Dirazia