Arus kas yang seret membuat Thai Airways mengajukan keringanan pada para krediturnya.
Baca juga: Mengerikan Monster Laut Bikinan Rusia, Bisa Hancurkan Kapal Musuh Sebelum Sempat Mendeteksinya
Menurut angka resmi yang diunggah di laman Bursa Efek Thailad, maskapai ini mencatatkan utang sebesar 332 miliar bath.
Sebelum tanggal tersebut, calon pembeli pesawat bisa mengajukan penawaran kepada maskapai.
Sementara penjualan akan dilakukan di bawah rencana reorganisasi bisnis yang disetujui oleh pengadilan pada September 2020 lalu.
Baca juga: Hasil Rapimda KNPI di Sabang, Ini 4 Calon Pelaksana Musda KNPI Aceh 2021 dan Jumlah Peserta
"Penjualan pesawat ini akan membutuhkan persetujuan dari pihak terkait dan pengadilan," kata Manajemen Thai Airways.
Sebelumnya Jualan gorengan
Sebelumnya, Thai Airways melakukan berbagai cara untuk bisa bertahan.
Tak tanggung-tanggung, maskapai flag carrier ini bahkan mengandalkan jualan gorengan.
Gorengan yang dijual Thai Airways cukup populer bagi masyarakat Thailand, khususnya di Bangkok.
Baca juga: Video Panas Diduga Mirip Gisel Viral, Apa Hukumnya Menonton? UAS dan Buya Yahya: Haram!
Perusahaan ini memanfaatkan aset kateringnya untuk memproduksi gorengan yang diberi nama Patong-go tersebut.
Untuk penjualannya, selain menyewa tempat di berbagai lokasi strategis, Thai Airways juga memanfaatkan aset-aset propertinya seperti kantor di berbagai sudut kota untuk lokasi berjualan.
Setiap orang, orang-orang rela mengantre untuk membeli Patong-go sejak dibuka mulai pagi hari.
Dikutip dari Bangkok Post, setiap kotak dijual seharga 50 baht (Rp 23.600) yang berisi tiga gorengan dan sebungkus saus celup yang terbuat dari ubi ungu dan telur custard.
Baca juga: Deklarasi Masyumi - Eks Penasehat KPK Sebut Pilpres 2019 Sarat Korupsi dan Sorot KPK tak Bertaring
Beberapa lokasi penjualannya antara lain toko roti Puff & Pie di pasar Or Tor Kor, di kantor pusatnya di distrik Chatuchak,
gedung Rak Khun Tao Fa, gedung Thai Catering di distrik Don Muang, serta kantor cabang Thai Airways di Silom.