Setelah selesai menghafal dan kembali ke Malaysia, ia melanjutkan sekolah menengahnya di Maahad Al-Ummah Chemor dan SMK Jelapang Jaya.
Kemudian menempuh pendidikan pengajian tingginya di Kolej Universiti Islam Pahang Sultan Ahmad Shah.
Fadhli kemudian melanjutkan pendidikan tingginya dan memperoleh gelar sarjana Hukum Keluarga di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.
Selama di Aceh, ia sempat mengalami jatuh sakit dan dibawa kembali ke Ipoh untuk diperiksa dan dirawat.
Hasil pemeriksaan menemukan bahwa ia mengalami masalah sindrom nefrotik dimana ginjalnya mengalami beberapa masalah.
Namun hidupnya berjalan seperti biasa dan melanjutkan studi lajutan di Advanced Diploma Fikih di Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia.
Penyakitnya kambuh saat menghadapi ujian akhir di UIA yang menyebabkan dia kehilangan dua ujian.
Selanjutnya setelah diberi kata-kata motivasi, ia mencoba melanjutkan studinya di Universits Sains Islam Malaysia (USIM).
Namun, kondisi kesehatannya yang tidak stabil membuat dia tidak bisa mengikuti ujian semester 2 di USIM.
Hingga saat itu, Fadhi masih stabil dan mampu menjalani kehidupan seperti biasa meski dengan keterbatasan.
Baca juga: Kisah Pilu Pria Pengantin Baru, Pernikahan Baru Seminggu, Istri dan Mertua Meninggal karena Covid-19
Pada akhir September 2020, kesehatannya memburuk karena jantungnya mulai terganggu dan perawatan terakhirnya di Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia.
Setelah mendapat perawatan, Fadhli diizinkan meninggalkan IJN pada 28 Oktober 2020 untuk melanjutkan perawatan di rumah.
Dalam kondisi sehat, stabil dan mampu berkomunikasi dengan baik, ia berjalan dengan sedikit dukungan.
“Syukur kepada Allah karena ternyata kami sekeluarga diberi kesempatan untuk bersamanya di akhir hidupnya, meski kami tidak menyadari bahwa itu memang saat-saat terakhir yang Allah berikan,” ujar Anisah.
Fadhli yang merupakan lulusan UIN Ar-Raniry kerap mengungkapkan penyesalannya karena tidak bisa membahagiakan ayah dan ibu.