Viral Medsos

Kisah Fadhli, Lulusan UIN Ar-Raniry yang Meninggal Karena Mengidap Sindrom Nefrotik, Hafal 30 Juz

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Fadhli Bin Muhammad Idris, lulusan sarjana Hukum Keluarga di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, meninggal dunia pada usia 31 tahun karena mengidap Sindrom Nefrotik. Di usia 12 tahun, ia telah mampu menyelesaikan hafalan 30 Juz di Maahad Fouad Khamis Azhari, di Aysir min Ramadhan, Mesir.

Setelah selesai menghafal dan kembali ke Malaysia, ia melanjutkan sekolah menengahnya di Maahad Al-Ummah Chemor dan SMK Jelapang Jaya.

Kemudian menempuh pendidikan pengajian tingginya di Kolej Universiti Islam Pahang Sultan Ahmad Shah.

Fadhli kemudian melanjutkan pendidikan tingginya dan memperoleh gelar sarjana Hukum Keluarga di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh.

Prosesi Wisuda UIN (dulunya-IAIN) Ar-Raniry Banda Aceh pada 28 Februari 2013. (FB Nor Anisah via Ohbulan.com)

Selama di Aceh, ia sempat mengalami jatuh sakit dan dibawa kembali ke Ipoh untuk diperiksa dan dirawat.

Hasil pemeriksaan menemukan bahwa ia mengalami masalah sindrom nefrotik dimana ginjalnya mengalami beberapa masalah.

Namun hidupnya berjalan seperti biasa dan melanjutkan studi lajutan ​​di Advanced Diploma Fikih di Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia.

Penyakitnya kambuh saat menghadapi ujian akhir di UIA yang menyebabkan dia kehilangan dua ujian.

Selanjutnya setelah diberi kata-kata motivasi, ia mencoba melanjutkan studinya di Universits Sains Islam Malaysia (USIM).

Namun, kondisi kesehatannya yang tidak stabil membuat dia tidak bisa mengikuti ujian semester 2 di USIM.

Hingga saat itu, Fadhi masih stabil dan mampu menjalani kehidupan seperti biasa meski dengan keterbatasan.

Baca juga: Kisah Pilu Pria Pengantin Baru, Pernikahan Baru Seminggu, Istri dan Mertua Meninggal karena Covid-19

Pada akhir September 2020, kesehatannya memburuk karena jantungnya mulai terganggu dan perawatan terakhirnya di Institut Jantung Negara (IJN) Malaysia.

Setelah mendapat perawatan, Fadhli diizinkan meninggalkan IJN pada 28 Oktober 2020 untuk melanjutkan perawatan di rumah.

Dalam kondisi sehat, stabil dan mampu berkomunikasi dengan baik, ia berjalan dengan sedikit dukungan.

“Syukur kepada Allah karena ternyata kami sekeluarga diberi kesempatan untuk bersamanya di akhir hidupnya, meski kami tidak menyadari bahwa itu memang saat-saat terakhir yang Allah berikan,” ujar Anisah.

Fadhli yang merupakan lulusan UIN Ar-Raniry kerap mengungkapkan penyesalannya karena tidak bisa membahagiakan ayah dan ibu.

Halaman
1234

Berita Terkini