“Kalau otsus tidak bisa dimanfaatkan untuk mencetak mesin ekonomi, ya sama saja (kondisi Aceh nanti) uang tetap habis,” katanya saat bersilaturahmi ke Kantor Harian Serambi Indonesia, Kamis (19/11/2020).
Laporan Masrizal | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Aceh, Achris Sarwani mengatakan Aceh harus bisa memanfaatkan dana otonomi khusus (otsus) untuk mencetak mesin pembangkit ekonomi.
Ia mengaku, prihatin dengan kondisi Aceh saat ini.
Meskipun sebagai salah satu provinsi penerima dana otsus, tapi masih terbelenggu dengan angka kemiskinan dan pengangguran yang tinggi.
Untuk diketahui, sejak tahun 2008 sampai 2020 Aceh sudah menerima dana otsus dari pemerintah pusat sebesar Rp 81,6 triliun.
Sementara dana otsus ini, akan berakhir pada tahun 2027.
“Kalau otsus tidak bisa dimanfaatkan untuk mencetak mesin ekonomi, ya sama saja (kondisi Aceh nanti) uang tetap habis,” katanya saat bersilaturahmi ke Kantor Harian Serambi Indonesia, Kamis (19/11/2020).
Baca juga: VIRAL Bocah Laki-laki Tetap Tegar Azankan Jenazah Ibunda, Warganet Ikut Pilu
“Agar mesin ekonomi hidup, harus ada infrastruktur dan industri pengolahan,” ujarnya yang didampingi Wakil Kepala, Hamzah, Kepala Tim Pengembangan Ekonomi, Sunarso dan Kepala Tim Analisis Kebijakan, T Munandar.
Ia mencontohkan, seperti padi di Aceh yang jumlahnya selalu surplus setiap tahun.
Tapi karena tidak ada mesin pengolah, maka gabah dijual ke Medan dan masyarakat Aceh tetap beli beras dengan harga mahal.
“Kita harus bisa mengolah sendiri gabah menjadi beras. Itu butuh sumber daya manusia dan alat, tapi kan bisa diambil dari dana otsus,” ujar mantan Kepala Perwakilan BI Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Di samping itu, agar mesin perekonomian Aceh tumbuh dan bangkit, Pemerintah Aceh juga harus mengandeng investor untuk menanamkan modalnya di Aceh.
Sehingga, terbuka lapangan pekerjaan.
Menurut Achris Sarwani, provinsi paling barat Indonesia ini memiliki banyak sumber daya alam yang bisa dikembangkan.