Lalu juga ada rancangan Aya Sophiana menampilkan busana batik, aplikasi motif Pintoe Aceh dan Awan Sioen pada kain berbahan dasar paris.
Baca juga: Kodim 0119/BM dan Polres Bener Meriah Laksanakan Bakti Sosial
Baca juga: 11 Sarjana Unsam Langsa Lulus Dengan Predikat Cumlaude, Ini Nama-namanya
Baca juga: Unsyiah Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Pesan Rektor
Kemudian desainer Sara Rizqa juga menampilkan busana berbahan dasar songket Aceh Tamiang yang dipadukan dengan bahan chiffon. Pemilihan warna biru ibarat lautan yang luas dan paduan bahan ciffon dengan ruffles seperti hembusan angin di pantai.
Selanjutnya, desainer Novita Bachtiar menampilkan rancangannya yang terinspirasi dari Gunongan Putroe Pphang Aceh.
Sebagai bangunan dengan tiga undak-undakan. Mengedepankan penggunaan kain songket leupung yang dipadukan dengan bahan hitam agar tidak begitu mencolok.
Penampilan keseluruhan peragaaan busana Dekranasda Aceh bekerja sama dengan BI Aceh dengan tema "Etnik Minimalis Dalam Adaptasi Kebiasaan Baru" ini mendapatkan sambutan yang sangat baik dari seluruh tamu undangan yang hadir.(*)