Bangsa Eropa lantas mencarinya dengan menyebut 'Sekel', tentu dengan lidah khas bulenya. Kira-kira Chinqueele dan Quinchell. Namun terdengar penduduk lokal kala itu, Singkil atau Singkel. Jadilah Singkel masuk dalam catatan perjalanan penjelajah bangsa Eropa.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Singkil dalam ejaan lama ditulis 'Singkel' merupakan ibu kota Kabupaten Aceh Singkil.
Nama Singkil diyakini berasal dari kata 'sekel' artinya mau.
Sekel sendiri merupakan bahasa ibu suku Singkil yang jadi penduduk mayoritas di Kabupaten Aceh Singkil.
Hal ini mengemuka dalam diskusi bertajuk Sejarah Peradaban Singkel yang diselenggarkan Himpunan Mahasiswa Singkil- Langsa (Himasila), di Warung Sinanggel, Tanah Bara, Aceh Singkil, Selasa (8/12/2020).
Dengan narasumber Khalilullah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil, Drs H Mu'adz Vohry MM, budayawan dan H Aslym Combih sejarawan.
Hadir juga Asisten II Setdakab Aceh Singkil, Ir Muzni, Wakil Ketua MAA Zakirun Pohan dan Camat Gunung Meriah, Johan Pahmi Sanip.
Baca juga: Realisasi Pajak Aceh Lampaui Target
Aslym Combih mengatakan, nama Singkil berasal dari kata sekel artinya mau, bersedia ,berkenan.
Singkil sendiri sudah dikenal sejak abad XV sebagai nama kerajaan.
Mengutip catatan Tom Pieres kata Aslym, terdapat berbagai variasi penulisan untuk Singkil.
Ada Chinqueele dan Quinchell.
"Sedangkan Petrus Plancius menyebutnya Singkel," ujar Aslym.
Beda lagi dengan penabalan nama belakang Syekh Abdurrauf As Singkily, Singkil ditulis dengan Singkily.
Singkily menunjukkan asal usul Syekh Abdurrauf yang merupakan Mufti Agung Kesultanan Aceh semasa Ratu Syafiatuddin dari Singkil.
Selanjutnya, Mu'adz Vohry menyebutkan kota Singkil dahulu diperkirakan 12 mil dari laut.
Persisnya, di daerah Gelombang pinggir sungai Lae Suraya yang kini masuk dalam wilayah Kota Subulussalam.
Orang tua terdahulu kata Mu'adz, menyebut bukit gelombang daerah hempasan ombak.
Di dekatnya pelabuhan kapal dagang dari luar negeri, maka itu dinamakan gelombang.
Baca juga: Rossa Hingga Media Asing Soroti Meninggalnya Kontestan Indonesian Idol 2020 Melisha Sidabutar
"Kuala pada saat itu antara Tanah Tumbuh dan Suak Jampak di situlah Kuala Sungai Singkil, yang kemudian disebut Kuala Kepeng," ulasnya.
Sebelum akhirnya karena fenomena alam, pindah ke Singkil Lama dan Singkil saat ini yang jadi ibu kota Kabupaten Aceh Singkil.
Sementara itu ada cerita menarik yang menjadi asal muasal bangsa Eropa menyebut Singkel, Chinqueele atau Quinchell.
Konon sekitar abad ke-15 Masehi, ada seorang pria yang baru menikah berasal dari daerah pinggir sungai Lae Cinendang, menjual getah kayu kapur ke pelabuhan Singkil Lama.
Ketika melihat kapal Eropa datang, si pria segera menawarkan getah kayu kapur dengan mengucapkan 'sekel' (mau)?
Bangsa Eropa lantas membelinya.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun dan seterusnya.
Si orang Eropa kembali ke pelabuhan Singkil Lama.
Ia rupanya tertarik dengan getah kayu kapur sang penjual yang ditemuinya tempo hari, lantaran memiliki kualitas sangat baik.
Bangsa Eropa lantas mencarinya dengan menyebut 'Sekel', tentu dengan lidah khas bulenya.
Kira-kira Chinqueele dan Quinchell.
Namun terdengar penduduk lokal kala itu, Singkil atau Singkel.
Jadilah Singkel masuk dalam catatan perjalanan penjelajah bangsa Eropa.
Kisah di atas juga diungkapkan dalam buku Warisan Sejarah dan Budaya Singkil karangan Mu'adz Vohry.
Terpisah Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Singkil, Khalilullah menyebutkan, pihaknya telah membuat buku Pokok Pikiran Kebudayaan Daearh (PPKD) Kabupaten Aceh Singkil 2020.
Pihaknya, juga telah mendata 21 situs sejarah dan budaya.
Pada akhir diskusi, Pemkab Aceh Singkil, diharapkan segera memiliki museum sejarah dan budaya.
Sehingga, kepingan sejarah dapat tercatat dan lestari sepanjang masa. (*)
Baca juga: Suplai Air PDAM Tirta Mon Pase ke 2.000-an Pelanggan di Matangkuli, Aceh Utara Masih Terhenti