Internasional

China Targetkan Kaum Muda Muslim Uighur, Tidak Kurang 2.000 Orang Ditahan

Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah bangunan yang diyakini sebagai tempat pendidikan ulang atau cuci otak kaum minoritas Muslim Uighur di Artux, utara Kashgar, Provinsi Xinjiang, China pada 2 Juni 2019.

SERAMBINEWS.COM, LONDON - Pemerintah China mulai menargetkan kaum muda Uighur di Provinsi Xinjiang yang mayoritas Muslim.

Dari daftar yagb bocor, lebih dari 2.000 etnis Uighur menjadi tahanan di Xinjiang.

Sebuah wilayah telah menunjukkan pejabat bertindak sewenang-wenang menahan kaum muda yang sedang belajar mengaji.

Daftar dari prefektur Aksu Xinjiang, diperoleh oleh Human Rights Watch (HRW) tertanggal 2018, seperti dilansir The Telegraph, Jumat (11/12/2020).

Hal itu menunjukkan tahanan yang ditandai oleh program kepolisian prediktif Tiongkok yang disebut Platform Operasi Bersama Terpadu (IJOP),

Tugasnya mengumpulkan data dan mengidentifikasi calon penahanan.

Ini termasuk nama-nama Uighur di Xinjiang, nomor telepon mereka dan alasan penahanan mereka di kamp-kamp interniran Tiongkok, seperti belajar Alquran dan bepergian ke luar negeri.

Baca juga: Seorang Suami Uighur di Australia Sambut Kembalinya Sang Istri, Sempat Terkurung di Xinjiang

"Daftar Aksu memberikan wawasan lebih lanjut tentang bagaimana penindasan brutal China terhadap Muslim Turki Xinjiang sedang disibukkan oleh teknologi," kata Maya Wang, seorang peneliti senior HRW di China.

"Pemerintah China berutang jawaban kepada keluarga dari mereka yang ada dalam daftar, mengapa mereka ditahan dan di mana mereka sekarang?" tanyanya.

Wang menambahkan:

"Platform 'kebijakan prediktif' benar-benar hanya daun ara pseudo-ilmiah bagi pemerintah China untuk membenarkan penindasan besar-besaran terhadap Muslim Turki."

IJOP adalah sistem pengawasan massal yang mengumpulkan data tentang individu dari berbagai sumber dan kemudian menandai orang-orang yang dianggap berpotensi mengancam, kata HRW.

Baca juga: Kesaksian Muslim Uighur Mantan Tahanan Kamp Xinjiang: Setiap Jumat Kami Dipaksa Makan Daging Babi

Kelompok hak asasi tidak mengidentifikasi sumber daftar, mengutip keselamatan orang tersebut sebagai alasan.

Ketika ditanya tentang laporan pada briefing harian di Beijing , Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan itu tidak layak disangkal karena HRW penuh dengan bias.

Kelompok hak asasi manusia sebelumnya menuduh China melakukan serangan paling intens terhadap sistem global untuk menegakkan hak asasi manusia dalam sejarah modern.

Baca juga: Paus Fransiskus Bela Minoritas Muslim Uighur, China Sebut Tuduhan Tidak Berdasar

Sementara itu, para ahli dan advokat PBB telah memperingatkan bahwa setidaknya satu juta etnis Uighur, yang sebagian besar beragama Islam, telah ditahan di beberapa kamp di Xinjiang.(*)

Berita Terkini