Tafakkur

Pantaskan Menuduh Muslim ‘Riya’ Karena Ibadahnya Terlihat? Berikut ini Penjelasan Buya Yahya

Penulis: Syamsul Azman
Editor: Safriadi Syahbuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buya Yahya

SERAMBINEWS.COM - Pantaskah menuduh seorang muslim bersikap riya karena ibadahnya terlihat orang muslim yang lain?

Berikut penjelasan Buya Yahya menanggapi pertanyaan tersebut. 

Sebagaimana dalam Alquran yang menjelaskan terkait riya, bahkan Allah SWT membalas tipuan-tipuan orang yang bersifat riya, seperti tertera pada ayat An-Nisa di bawah ini.  

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka . Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An Nisa: 142).

Baca juga: Tahun Baru 2021, Pesan Buya Yahya pada Orang Tua yang Biarkan Anak Rayakan Tahun Baru Masehi

Baca juga: Bolehkah Membuka Aib Pribadi Saat Curhat atau Minta Solusi Pada Orang Lain? Ini Kata Buya Yahya

Baca juga: Menikah Beda Agama, Bolehkah Suka pada Lawan Jenis tapi Agama Berbeda ? Simak Penjelasan Buya Yahya

Menjawab hal demikian, Buya Yahya melalui akun media sosial Instagram yang telah diverifikasi @buyayahya_albahjah menjawab pertanyaan jamaah terkait sifat riya. 

“Jangan Menuduh Orang Lain Riya - Buya Yahya

“Berbicara tentang riya adalah untuk mengoreksi diri bukan untuk mengoreksi orang lain. Lihatlah diri sendiri, jangan orang lain,” demikian penjelasan pada postingan. 

Buya Yahya menjawab pertanyaan, sebagai berikut : 

Berbicara tentang riya itu adalah untuk mengkoreksi diri, bukan untuk mengkoreksi orang.

Jangan salah, jangan salah rumus ini. 

Baca juga: Orang Tua Benci Habaib (Dzurriyah Nabi SAW), Bagaimana Anak Bersikap? Simak Penjelasan Buya Yahya

Bicara riya untuk diri, maka jangan sekali-kali mengatakan orang lain itu riya karena Anda tidak tahu apa yang ada di hati orang.

Karena riya hanya di hati dan lembut sekali, jangan sok tahu tentang riya.

Tapi lihatlah riya dirimu sendiri, bisa jadi kita lihat orang riya tapi ternyata dia untuk memerangi riya.

Makanya sudahlah, kalau rumus kita ini sudah bener, maka kita akan bener, kalau kita faham rumus ini maka akan bener.

Tidak boleh kita menilai riya orang lain. 

Adapun Nabi ketika mengatakan ‘itu orang munafik’ dan sebagainya, munafik itu kan riya sebenarnya. 

Riya, riyanya parah bukan riya sederhana sampai syirik. 

Itu Nabi mengatakan ‘orang itu munafik’ karena dapat wahyu, tapi tidak boleh kita mengatakan itu riya itu riya. 

Ingat bisa jadi orang yang kita tuduh riya, justru saat itu dia memerangi riya, hanya karena hati kita yang busuk dan kotor itu sajalah yang menjadikan kita menilai dia riya.   

Baca juga: Menikah tapi Kurang Ikhlas, Hukum Istri Layani Suami tidak Ikhlas, Berikut Jawaban Buya Yahya

Demikian penjelasan Buya Yahya seperti yang dijelaskan pada video. 

Sehingga, tidak patut sebagai seorang muslim menuduh atau mengatakan orang lain berbuat riya dalam ibadahnya. 

Sebab, tidak ada yang mengetahui isi hati seseorang, bisa jadi ketika beribadah ia tidak ingin diketahui, namun karena keadaan, ibadahnya diketahui orang lain diluar kuasanya. (Serambinews.com/Syamsul Azman)

Baca juga: BERITA POPULER - Fakta Kisah Ayah dan Anak Pemulung di Banda Aceh Hingga FPI Aceh Siap Menerima HRS

Baca juga: BERITA POPULER – Kapolda Beri Ultimatum, Wanita BAB di Dalam Bus, Reza Laskar FPI Menyusul Sang Ayah

Baca juga: BERITA POPULER – Pemilik Warung Menangis Didatangi Kapolda, Salon Angle Disegel Hingga Divonis Mati

Berita Terkini