Tolak Jadi Pengacara Habib Rizieq, Yusril Sebut Sudah 'Murtad', Malah Sarankan Minta Bantuan Prabowo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Habib Rizieq Shihab dan Yusril Ihza Mahendra

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menolak membantu Habib Muhammad Rizieq Shihab (HRS) terkait kasus hukum yang menimpa pentolan Front Pembela Islam (FPI) itu dalam kasus kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat.

Yusril menyebut sudah banyak yang memintanya untuk menjadi kuasa hukum Habib Rizieq, namun ia menolaknya.

Menurut Yusril, Ia tidak bisa menjadi kuasa hukum seseorang jika bukan permintaan dari orang itu sendiri.

Selain itu, ia juga menolak membantu Habib Rizieq karena para pendukung HRS sudah lebih dulu membencinya. Hal itu terkait sikap dan pilihan politiknya saat Pilpres 2019 lalu.

Baca juga: Yusril: Hanya 2 Paslon dan Diulang Terus sampai Penuhi Syarat Kemenangan, Kapan Pilpres Berakhir

Baca juga: Yusril Ihza Mahendra: Putusan MA soal Pilpres 2019 Tak Batalkan Kemenangan Jokowi-Maruf

Baca juga: 100 Pengacara Top Indonesia 2020 Versi Asia Business Law Journal, Tak Ada Hotman Paris dan Yusril

Dalam acara internal Mukernas V PBB pertengahan Desember lalu, Yusril menyampaikan alasan mengapa ia enggan membela HRS, para tokoh FPI, dan Persaudaraan Alumni (PA) 212.

Salah satunya karena pengalaman tidak enak saat Pilpres 2019. Saat itu banyak yang menyalahkan Yusril karena memilih mendukung Jokowi. Sikap itu bertentangan dengan sebagian besar pembela HRS yang mendukung Prabowo.

Yusril merasa dirinya dizalimi karena ada yang menganggapnya murtad dan kafir. Bahkan ada yang menyerukan untuk menenggelamkan PBB dalam kontestasi politik saat itu.

"Menjelang Pemilu saya merasa saya yang mulai dizalimi dan dicaci maki, bahkan ada yang mengatakan saya sudah murtad dan kafir," kata Yusril saat dikonfirmasi Senin (21/12/2020).

Pernyataan-pernyataan itu datang dari kelompok yang sebelumnya dibela Yusril, termasuk pendukung HRS.

Baca juga: Yusril: BJ Habibie Memperlakukan Saya Seperti Anak Sama Seperti Pak Harto, Bukan Staf Presiden

Baca juga: Tim Kuasa Hukum Diketuai Yusril Ihza Mahendra Minta MA Bebaskan Irwandi

Baca juga: DEBAT Panas Munarman vs Politisi PDIP di Mata Najwa, Ungkit Drone Ikuti HRS hingga Jejak FPI

Mereka melakukan itu karena Yusril memilih mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019. "Mereka teriak-teriak melalui medsos, melalui jaringan streaming TV mereka, melalui spanduk dan lain-lain mengajak menenggelamkan PBB. Semua gara-gara saya tidak mau mendukung Prabowo Subianto. Neno Warisman bahkan mengatakan mungkin orang tidak akan menyembah Allah lagi kalau Prabowo kalah dalam Pilpres," kata Yusril.

Karena itu, kata Yusril, ketika banyak yang meminta bantuannya, ia balik bertanya: mengapa mereka tidak minta bantuan Prabowo Subianto. "Saya kan Anda bilang sudah murtad dan kafir. Beliau Menhan dan anak buah Presiden Jokowi, tentu beliau bisa membantu," kata Yusril kepada orang yang meminta bantuannya itu.

Yusril mengatakan, dulu sebelum Pilpres ia banyak membantu ormas Islam, tokoh Islam, maupun nasionalis saat berhadapan dengan hukum. Namun, bantuannya itu justru dilupakan begitu saja setelah masalah selesai. Puncaknya saat dirinya memilih membela Jokowi di Pilpres 2019.

Baca juga: Kasus Tewasnya 6 Laskar FPI, Pengacara Keluarga Tolak Rekonstruksi Kepolisian

Baca juga: Rekonstruksi Tewasnya 6 Laksar FPI Pada 4 Titik, Polisi Periksa 26 Saksi dan Peragakan 58 Adegan

Menurut Yusril, Prabowo yang mereka dukung mati-matian di Pilpres bisa memberikan bantuan lebih dibanding dirinya. Karena Prabowo saat ini berada dalam pemerintah yang berkuasa, sedangkan Yusril tidak. "Saya sampai sekarang berada di luar pemerintahan dan tidak menjadi anak buah siapa-siapa. Masa minta bantuan sama orang yang Anda anggap murtad dan kafir seperti saya," kata Yusril.

"Pak Prabowo yang dulu Anda dukung mati-matian dunia akhirat, sekarang kan sudah jadi anak buah Pak Jokowi. Beliau kan tidak pernah Anda anggap murtad dan kafir seperti saya. Beliau mukmin sejati dan pembela ulama, pembela umat Islam yang sesungguhnya seperti yang Anda katakan selama ini," tambah Yusril.

Belajar dari hal itu, Yusril mengingatkan agar umat Islam memahami siapa tokoh yang mereka dukung. Jangan sampai salah memberikan dukungan sehingga hanya dijadikan alat untuk meraih kekuasaan.

Halaman
12

Berita Terkini