Refleksi Tsunami dan Perdamaian Aceh

Tsunami Aceh dan Cerita SBY, dari Operasi Tanggap Darurat Hingga Berdamai dengan GAM

Penulis: Yocerizal
Editor: M Nur Pakar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Susilo Bambang Yudhono mencium salah seorang anak korban selamat tsunami di Lhokseumawe pada 27 Desember 2004

Sesuatu yang besar.

Kita harus siap menghadapi hal yang paling buruk. Kita harus dapat bertindak dengan cepat namun sekaligus tepat.

Oleh karena itu, meskipun malam harinya saya tetap menghadiri perayaan Natal bersama umat Kristiani yang ada di Jayapura yang sudah lama dipersiapkan.

Saya meminta acara itu dipersingkat dan saya mengajak hadirin untuk berdoa atas keselamatan saudara-saudara kita yang sedang tertimpa bencana alam di Aceh.

Rapat Darurat Kabinet Terbatas di Jayapura

Dengan informasi dan intelijen yang sangat minim, malam itu di Jayapura saya segera menggelar rapat Kabinet Terbatas, yang dihadiri oleh sejumlah Menteri yang mendampingi saya.

Ingat, kunjungan saya ke Papua waktu itu di samping menghadiri perayaan Natal bersama juga meninjau Nabire yang baru saja tertimpa bencana.

Suasana nampak hening.

Para Menteri sempat merasakan ketegangan saya.

Sebenarnya, ketika saya pandangi wajah-wajah mereka, nampaknya hal itu juga dialaminya.

Setelah melakukan pembahasan secukupnya, saya mengambil keputusan bahwa esok hari, sepagi mungkin, kita langsung ke Aceh.

Bukan ke Jakarta sesuai dengan yang telah direncanakan.

Pada waktu itu memang ada yang berpendapat dan menyarankan agar sebaiknya saya kembali ke Jakarta dulu.

Setelah segalanya menjadi jelas, baru ke Aceh.

"Tidak. Kita langsung ke Aceh.

Halaman
1234

Berita Terkini