SERAMBINEWS.COM, BERLIN - Pemerintah Jerman, Rabu (30/12/2020) menegaskan tidak akan dapat melonggarkan pembatasan lockdown Covid-19 atau penguncian pada awal Januari 2021.
Karena negara itu mencatat lebih dari 1.000 kematian dalam satu hari untuk pertama kalinya.
Angka itu kemungkinan besar membengkak karena pelaporan yang tertunda tetapi menggarisbawahi situasi sudah parah.
Jerman, negara terpadat di Uni Eropa, menutup restoran, bar, fasilitas olahraga dan rekreasi pada 2 November 2020.
Penutupan parsial itu menghentikan peningkatan cepat infeksi baru untuk sementara waktu tetapi gagal menghentikannya.
Mendorong pihak berwenang memberlakukan lockdown yang lebih penuh sejak 16 Desember 2020, dengan menutup toko dan sekolah yang tidak penting.
Dilansir AP, langkah-langkah tersebut berlaku hingga 10 Januari 2021.
Baca juga: VIDEO - 2020 Tahunnya Lockdown, Berbagai Negara Kewalahan Hadapi Virus Corona
Kanselir Angela Merkel dan gubernur 16 negara bagian Jerman akan berkonsultasi tentang bagaimana melanjutkannya.
"Kami harus meratapi 1.129 kematian pagi ini saja dan 1.129 keluarga akan berkabung saat tahun baru ini," kata Menteri Kesehatan jerman, Jens Spahn pada konferensi pers.
“Angka-angka ini menunjukkan betapa brutal virus ini masih menyerang," ujarnya.
"Tetapi angka kematian dan infeksi juga menunjukkan bahwa masih jauh dari normalitas yang kami inginkan, ”tambahnya.
"Jadi dalam situasi ini, saya tidak melihat bagaimana kita dapat kembali ke mode pra-penguncian," ujarnya.
“Harapan saya, lockdown akan terus berlanjut, karena kita tidak boleh mengambil risiko lebih lanjut," kata gubernur negara bagian terpadat di Jerman, Armin Laschet.
"Rumah sakit ... berada pada batasnya,” ujarnya.
Kematian yang dilaporkan ke pusat kendali penyakit nasional Jerman, Robert Koch Institute, selama 24 jam terakhir melebihi rekor sebelumnya yang ditetapkan seminggu yang lalu.