SERAMBINEWS.COM, TEHERAN - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Jumat (8/1/2021) melarang mengimpor vaksin Pfizer-BioNTech dari AS dan Astrazeneca Covid-19 dari Inggris.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, dia mengatakan impor vaksin Amerika dan Inggris dilarang.
Dia beralasan, mengacu pada lonjakan jumlah kematian akibat virus di kedua negara tersebut.
"Saya benar-benar tidak percaya," kata Khamenei tentang negara-negara itu.
"Kadang-kadang mereka ingin menguji vaksin mereka di negara lain," tambahnya.
"Saya tidak optimis juga vaksin dari Prancis," tegas Khamenei.
Baca juga: Dokter Florida Meninggal Setelah Disuntik Vaksin Covid-19
Dilansir AP, Khamenei menyetujui impor vaksin dari negara yang berhasil mengatasi virus Corona dengan baik.
Sebaliknya, dia mendukung upaya Iran untuk memproduksi vaksin.
County mulai menguji vaksinnya pada manusia sejak Desember 2020 dan diharapkan dapat memasuki pasar lokal pada musim semi mendatang.
Kelompok garis keras di Iran telah lama menentang vaksin buatan AS.
Pengawal Revolusi Iran pada Desember 2020 menolak sama sekali penggunaan vaksin buatan luar negeri.
Jenderal Mohammad Reza Naghdi mengatakan tidak merekomendasikan suntikan vaksin asing.
Baca juga: Uni Eropa Kecam Kanselir Jerman, Blokir Vaksin Virus Corona
Hal itu berdasarkan materi genetik yang dikenal sebagai messenger RNA, yang membawa instruksi bagi sel untuk membuat protein.
Pihak berwenang kemudian mengatakan para dermawan yang berbasis di AS berencana untuk menyebarkan ribuan virus Corona Pfizer-BioNTech ke Iran.
Iran mempertahankan rute ke vaksin meskipun ada sanksi, termasuk melalui partisipasinya dalam COVAX.
Bank dan lembaga keuangan internasional enggan berurusan dengan Iran karena takut akan hukuman Amerika Serikat.(*)
Baca juga: Dokter Gunakan Autoinjector, Cegah Reaksi Alergi Vaksin Virus Corona