Inovasi Pengolahan Sampah

Mengubah Sampah Organik Menjadi Pakan Ternak, Solusi Atasi Penumpukan Sampah

Magalarva membantu memecahkan penumpukan sampah organik sekaligus menghasilkan larva berprotein tinggi yang berguna bagi para peternak dan petani.

Editor: Taufik Hidayat
Muhammad Latief - Anadolu Agency
pegawai Magalarva sedang memeriksa larva lalat Black Soldier Fly (BSF) di fasilitas produksi Desa Pabuaran, Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Rabu 10 Februari 2021. 

SERAMBINEWS.COM, BOGOR - Perusahaan pengelola sampah, Magalarva, mengubah sampah menjadi pakan ternak berprotein tinggi, untuk mengatasi masalah sampah yang terus menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Pendiri Magalarva, Rendria Labde, mengatakan bahwa dalam sehari, perusahaannya mampu menghasilkan 1 ton larva yang berkembang biak dari memakan sampah organik.

Magalarva pun membantu memecahkan penumpukan sampah organik sekaligus menghasilkan larva berprotein tinggi yang berguna bagi para peternak maupun perusahaan pertanian.

Perusahaan ini mengklaim dapat mengelola sampah organik sekitar 6 sampai 10 ton per hari. Sampah organik tersebut dihancurkan dan diubah menjadi pakan larva.

“Kita udah nyoba ke cabe, tomat, sayur-sayuran seperti selada dan juga kale, dan sudah terbukti bahwa pupuknya itu jauh lebih bagus dibandingkan pupuk yang bisa kita beli di pasaran,” kata Rendria.

Menurut Rendria pupuk ini dapat meningkatkan produktivitas dari tanaman sekitar 3,5 kali lipat.

Selain larva dan pupuk, Magalarva menghasilkan tepung berprotein tinggi, proteinnya lebih tinggi dari tepung biasa sekitar 50 persen.

"Tepungnya cocok untuk peternakan ikan dan ayam.” kata Rendria.

Terakhir produk yang dihasilkan Magalarva dari sampah adalah minyak yang dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa sawit.

Minyak tersebut dapat digunakan untuk memproduksi sabun. "Produknya masih sangat kecil," kata Rendria.

Virus Corona Spanyol Awalnya Ditemukan Dalam Limbah Kota

Warga Temukan Mayat Wanita Setengah Terkubur, Awalnya Dikira Ular

Mantan Sekretaris MA Nurhadi Ancam Bakal Polisikan Saksi atas Dugaan Keterangan Palsu dan Fitnah

Virus Corona Menyebar di Wuhan Mulai 17 November 2019, Pria 55 Tahun Korban Pertama di Dunia

Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Februari 2019, Indonesia sedikitnya menghasilkan 64 juta ton sampah di setiap tahunnya. Dari data ini, sekitar 60 persen sampah diangkut dan ditimbun di TPA, 10 persen sampah didaur ulang, sedangkan 30 persennya tidak dikelola dan mencemari lingkungan.

Berdasarkan data KLHK, komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60 persen dari total sampah.

Sampah plastik menempati posisi kedua dengan 14 persen disusul sampah kertas 9 persen dan karet persen. Sampah lainnya terdiri atas logam, kain, kaca, dan jenis sampah lainnya.

Novrizal Tahar, Direktur Pengelolaan sampah KLHK mendukung inovasi yang dilakukan Magalarva.

Menurutnya hal ini menjadi jawaban persoalan penumpukan sampah di berbagai TPA.

“Paling tidak 60 persen itu bisa mengurangi timbunan sampah yang dibuang ke landfill. Sehingga landfillnya bisa bertahan lebih lama,” jelas dia.(AnadoluAgency)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved