SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pemerintah AS, Selasa (2/3/2021) menjatuhkan sanksi kepada tujuh pejabat Rusia.
Badan Itelijen AS, CIA telah menyimpulkan Moskow berada di balik keracunan kritikus Kremlin yang dipenjara, Alexei Navalny .
Dalam tindakan yang dikoordinasikan dengan UE dan Inggris, AS memperbarui tuntutan agar Rusia membebaskan Navalny.
Diansir AP, Navalny ditangkap pada Januari 2021 sekembalinya ke Moskow dari Jerman.
Kemudian, memicu unjuk rasa besar-besaran melalui tuduhan korupsi terhadap Presiden Vladimir Putin.
Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Dipindahkan dari Penjara Moskow
Seorang pejabat senior AS mengatakan:
"Komunitas intelijen menilai dengan keyakinan tinggi bahwa petugas Dinas Keamanan Federal Rusia FSB menggunakan agen saraf yang dikenal sebagai Novichok."
"Racun itu digunakan untuk meracuni pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny pada 20 Agustus 2020."
Para pejabat mengatakan AS akan menjatuhkan sanksi pada tujuh anggota senior pemerintah Rusia dengan rincian pada Selasa (2/3/2021) malam.
Baca juga: Kremlin Bungkam Pendukung Alexei Navalny, Demonstrasi Tanpa Izin
Mereka juga mengatakan AS akan membatasi ekspor ke Rusia karena Presiden Joe Biden berjanji akan mengambil tindakan lebih keras daripada pendahulunya Donald Trump.
Seorang pejabat AS mengatakan:
"Kami mengirimkan sinyal yang jelas ke Rusia bahwa ada konsekuensi yang jelas atas penggunaan senjata kimia."
Navalny (44) jatuh sakit parah ketika dia dalam penerbangan domestik.
Baca juga: Rusia Abaikan Seruan Barat, Pemimpin Oposisi Alexei Navalny Tetap Dihukum Penjara
Dia dilarikan ke perawatan di Jerman di mana dokter mengatakan dia telah diracuni dengan Novichok.
Agen saraf dikembangkan oleh para peneliti Soviet.
Juga digunakan dalam serangan 2018 terhadap agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia di Inggris.(*)