Filipina

Presiden Filipina Rodrigo Duterte Kembali Jadi Sorotan, Perintahkan Tembak Mati Pemberontak Komunis

Editor: Zaenal
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

Pertemuan yang berlangsung di Kota Cagayan de Oro itu diikuti unsur pemerintah yang terlibat dalam Satuan Tugas Nasional untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata Komunis Lokal (NTF-Eclac) .

Dalam pertemuan itu, Presiden Rodrigo Duterte bersumpah dia tidak mencuri dana pemerintah.

Tapi dia mengakui memiliki banyak kesalahan, salah satunya adalah pembunuhan di luar hukum.

“Pemerintah tidak sempurna,” kata Duterte.

“Kesalahan? Saya? Banyak. Tapi saya tidak mencuri uang,” katanya.

“Saya hanya memiliki kasus pembunuhan di luar hukum,” tambahnya.

Dalam pidatonya selama satu jam yang disampaikan di Bisaya (sebuah kota di Filipina Selatan), Duterte mengomel pada pemberontak komunis.

Ia menuduh para komunis ini memanfaatkan orang miskin di daerah terpencil dan memeras uang.

“Kalian semua bandit. Anda tidak memiliki ideologi,” kata Duterte tentang anggota Tentara Rakyat Baru (NPA), sayap bersenjata Partai Komunis Filipina, yang telah melancarkan revolusi selama lebih dari 50 tahun di kawasan pedesaan.

Baca juga: VIDEO - Pasukan Polisi Wanita Khusus Pemburu Pemberontak Komunis atau Teroris di Turki

Baca juga: Ketua Parlemen Georgia Mengundurkan Diri, Didemo karena Kunjungan Anggota Parlemen Komunis Rusia

Dia mengatakan ideologi pemberontak sudah punah karena "China dan Rusia sudah kapitalis."

Uni Republik Sosialis Soviet (Uni Soviet) runtuh pada puncak pemberontakan damai populer di wilayah Uni Soviet.

Sementara Republik Rakyat Tiongkok (PROC) terus menjalankan jenis pemerintahan sosialis, tetapi telah memeluk ideologi kapitalisme.

Duterte pun kemudian memerintahkan tembak mati jika pasukan negara bentrok dengan pemberontak, "bunuh mereka, bunuh mereka."

"Hancurkan mereka," kata Duterte dalam pidatonya di NTF-Eclac.

"Jika mereka memegang senjata, bunuh mereka," katanya.

Halaman
1234

Berita Terkini