Berita Luar Negeri

Melawan Pemberontakan Puluhan Tahun, Presiden Duterte Ambil Langkah Berani: Tumpas Semua Komunis

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Filipina, Rodrigo Roa Duterte

Sekretaris Jenderal Karapatan, Cristina Palabay mengatakan aparat dengan sangat patuh mengiyakan perintah "bunuh, bunuh, bunuh dari presiden".

Human Rights Watch (HRW) juga menyuarakan keprihatinan tentang penumpasan mematikan tersebut.

Mereka mengatakan bahwa, berdasarkan laporan, operasi tersebut tampaknya merupakan "rencana terkoordinasi" oleh pihak berwenang.

"Insiden ini jelas merupakan bagian dari kampanye kontra pemberontakan pemerintah yang semakin brutal, yang bertujuan untuk memusnahkan pemberontakan komunis,” kata Phil Robertson, wakil direktur HRW Asia.

Baca juga: Gencar Berantas Narkoba, Duterte Malah Sebut Dirinya Pakai Ganja agar Tetap Terjaga

Pada hari Jumat (5/3/2021), Presiden Duterte meluncurkan operasi penumpasan terhadap pemberontak komunis di Mindanao.

Penumpasan komunis ini memunculkan ketakutan akan gelombang baru pertumpahan darah yang mirip dengan perang melawan narkoba yang menewaskan ribuan orang, termasuk anak-anak.

Duterte menawarkan perumahan, pekerjaan dan pendidikan gratis kepada pemberontak komunis yang akan menyerahkan diri.

Tetapi bagi pemberontak yang tidak mau menyerah, Duterte memerintahkan polisi dan militer untuk  “membunuh mereka" jika aparat melihat mereka memiliki senjata api. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Baca juga: BERITA POPULER - UAS Tiba di Lhokseumawe, Harga Emas Turun hingga Pembunuhan Sadis di Lamjabat

Baca Juga Lainnya:

Baca juga: Pelaku Lempar Sampah Botol Plastik ke Mulut Kuda Nil Rupanya Ibu-ibu, Kini Klarifikasi & Minta Maaf 

Baca juga: Kisah Para Ibu Afghanistan Selamatkan Diri dari Perang, Berjalan Kaki di Pegunungan Menuju Turki

Baca juga: Apa Itu Santet Banten yang Diucap Bupati Lebak untuk Moeldoko?

Berita Terkini