Breaking News

Apa Itu Santet Banten yang Diucap Bupati Lebak untuk Moeldoko?

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya tengah menjadi pembicaraan setelah pernyataan yang ingin mengirim santet Banten kepada Moeldoko.

Editor: Amirullah
(Tribun Jabar - Tribunnews.com)
ilustrasi perdukunan 

SERAMBINEWS.COM  - Polemik Partai Demokrat masih panas.

Terpilihnya Moeldoko jadi ketum Partai Demokrat versi KLB juga diwarnai penolakan dari kubu AHY.

Terbaru, Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya tengah menjadi pembicaraan setelah pernyataan yang ingin mengirim santet Banten kepada Moeldoko.

Iti Jayabaya sendiri saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Banten sekaligus Bupati Lebak.

Dia dengan tegas menyampaikan sikap penolakannya terhadap hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat.

Dalam pernyataannya, Iti Jayabaya bahkan menyebut siap mengirimkan santet Banten untuk Moeldoko.

"Banten tidak gentar. Kami tetap setia pada ketum kami yang ganteng. Kalau pun kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko," ungkap Iti.

Baca juga: Kisah Para Ibu Afghanistan Selamatkan Diri dari Perang, Berjalan Kaki di Pegunungan Menuju Turki

Baca juga: Bagaimana Hukum Mandi Siang Hari di Bulan Ramadhan, Batalkah Puasanya?

Baca juga: Sudah Hijrah dan Berusaha Istiqamah Tapi Masih Dipandang Negatif, Simak Nasehat Buya Yahya

Apa Itu Santet Banten?

Mengutip karya disertasi kriminolog Universitas Indonesia, Tb Ronny Nitibaskara yang berjudul “Reaksi Sosial Terhadap Tersangka Dukun Teluh di Pedesaan Banten Jawa Barat (1985-1990)”, dijelaskan bahwa praktik ilmu santet atau teluh di wilayah Banten sudah dihayati dari masa ke masa sejak zaman Banten Lama atau sebelum masuknya Islam.

Menurut keyakinan penduduk Banten, terdapat bermacam ilmu teluh berdasarkan caranya. Yakni teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan.

Dua yang pertama mengirim benda-benda seperti jarum, paku, dan beling (pecahan kaca) lewat angin dan air.

Teluh geni (api/baja) memberi hasil lebih cepat, dengan memasukkan pisau kecil ke dalam sebuah gelas, ditutup kain, dan dibacakan mantra-mantra; jika pisau hilang dan air menjadi merah pertanda korban sebentar lagi mengalami bencana.

Untuk teluh pangjarahan dilakukan dengan meminta kepada roh halus yang menempati kuburan.

Baca juga: Setelah di Baktiya, Pencurian Tabung Gas Tiga Kilogram Kembali Terjadi di Aceh Utara 

Baca juga: Oknum PNS Bakar Kantor Bupati Bireuen, Untuk Hilangkan Jejak Kasus Pencurian

Tak Seram, tapi Tetap Ditakuti

Sementara itu, praktisi supranatural, Ki Geni Seketi mengatakan, terkait santet atau teluh, di Indonesia ada banyak daerah yang terkenal dengan ilmu santetnya yang bisa menyakitkan bahkan bisa membuat nyawa seseorang hilang.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved