SERAMBINEWS.COM - Sebuah video menjadi viral di sosial media menunjukkan puluhan penduduk desa membanjiri gunung di Luhihi, yang terletak di provinsi Kivu Selatan, Kongo.
Daerah tersebut ditemukan mengandung emas, sehingga banyak dibanjiri warga.
Video dibagikan ke media sosial oleh jurnalis lepas Ahmad Algohbary.
Dalam salah satu video, penduduk setempat terlihat menggunakan sekop dan peralatan lainnya untuk menggali tanah guna mengekstraksi emas dari tanah.
Dikutip dari Timesnownews.com, dan beberapa warga bahkan terlihat menggunakan tangan kosong.
“Sebuah video dari Republik Kongo mendokumentasikan kejutan terbesar bagi beberapa penduduk desa di negara ini."
"Ketika seluruh gunung yang dipenuhi dengan emas ditemukan! Mereka menggali tanah di dalam timbunan emas dan membawanya ke rumah mereka untuk mencuci tanah & mengekstraksi emas." Algohbary menulis di Twitter.
Baca juga: Pemimpin Kelompok Hakekok yang Lakukan Ritual Mandi Bareng Jarang Sapa Warga, Begini Lokasi Ritual
Baca juga: Cara Unik Atta Halilintar Beri Seserahan Mewah untuk Aurel, Sofa Seharga Mobil, Meja Berlapis Emas
Dalam video lanjutan oleh Algohbary, penduduk setempat terlihat mencuci kotoran dari logam mulia dan mengumpulkannya dalam wadah logam.
Arus warga yang melakukan penambangan tersebut pun sangat ramai.
Sementara dikutip dari Hindustan Times, pihak berwenang di Republik Demokratik Kongo harus mengumumkan larangan aktivitas penambangan.
Hal tersebut pun menarik ribuan penggali ke lokasi tersebut.
Menteri pertambangan provinsi, Venant Burume Muhigirwa, kemudian mengkonfirmasi bahwa penemuan bijih kaya emas di Luhihi menyebabkan demam emas.
Dan memberi tekanan pada desa kecil tersebut yang terletak 50 kilometer dari ibu kota provinsi Bukavu.
Muhigirwa mengatakan, keputusan telah dikeluarkan pada hari Senin untuk menghentikan semua kegiatan penambangan.
Baca juga: Pemerintah Maroko Meratifikasi RUU Legalisasi Ganja untuk Penggunaan Medis
Baca juga: Kartu Prakerja Gelombang 14 Ditutup Besok, Segera Daftar di www.prakerja.go.id
Dan penambang, pedagang, dan anggota angkatan bersenjata DRC diminta untuk meninggalkan lokasi tambang sampai pemberitahuan lebih lanjut.