Sulit, namun tetap kita perjuangkan dan suarakan. Kita tidak boleh membiarkan GTKHNK 35+ berjuang sendiri dalam meminta perhatian dan keadilan.
Ironis memang, untuk memperhatikan kesejahteran guru-guru honorer. Pemerintah sepertinya sangat kekurangan anggaran.
Tetapi tidak untuk yang lain. Ambil saja contohnya, pemerintah cukup punya anggaran saat mencanangkan program kartu pra kerja.
Belum lagi berbagai program-program pemerintah yang memiliki cukup anggaran sampai ke pelosok-pelosok desa.
Berkaitan dengan perekrutan guru melalui skema Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), seolah-olah jalan keluar terbaik dalam kacamata pemerintah.
Padahal subtansinya, ini hanyalah menjadi tenaga kontrak dengan nama yang berbeda bagi guru honorer di Indonesia. Serta sama-sama masuk ke dalam ketidakpastian kerja dan masa depan.
Kebijakan PPPK belum memperlihatkan keberpihakan Negara kepada guru honorer, khususnya GTKHNK 35+ yang telah melakukan pengabdian puluhan tahun.
Ini baru satu persoalan dari sekian banyak persoalan pendidikan Aceh dan nasional saat ini.
Persoalan lain seperti pemerataan guru antara kota dan pedalaman yang sering tak seimbang. Guru sering menumpuk di sekolah-sekolah dalam kota-kota.
Sementara di sekolah-sekolah pedalaman sering kali mengalami kekurangan guru. Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun tanpa ada solusi kongkret.
Maka solusi dari persoalan bangsa hari ini adalah pemerataan. Beban inilah yang coba kita titipkan di pundak guru kita.
Baca juga: Emas Tiba-tiba Bermunculan di Pesisir Pantai Maluku Tengah, Warga Berbondong-bondong Mendulang
Baca juga: HEBOH Tsunami Aceh 2004 Disebut Konspirasi, Rekayasa Amerika, Benarkah? Ini 7 Faktanya
Sehingga tak adil rasanya, beban besar ini tak disertai tanggungjawab yang sepadan juga dari pemerintah dengan memberikan pelayanan yang terbaik juga untuk para guru.
Guru harus menjadi perhatian kita bersama. Masalah kesejahteraan utamanya.
Mereka harus mengajar tanpa lagi dibebankan pikiran tentang apa yang harus dimasak di rumah nanti.
Selain itu, guru harus juga dijaga dari upaya kriminalisasi seperti yang kerap kita baca saat ini. Karena dari tangan merekalah pemimpin-pemimpin bangsa lahir.