Syarwan Hamid

Rekam Jejak Syarwan Hamid, dari Meredam Konflik GAM di Aceh Hingga Kembalikan Gelar Adat Melayu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rekam Jejak Syarwan Hamid, dari Meredam Konflik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Hingga Kembalikan Gelar Lembaga Adat Melayu (LAM)

Dikutip dari Perpusnas.go.id, Hamid pernah menjadi Kasrem 063/Sunan Gunung Jati tahun 1985.

Kemudian menjabat Kapendam III/Siliwangi tahun 1986, Pardor Sarli Dispenad, 1988 dan Asisten Teritorial Kodam Jaya, 1989.

Setelah itu ia ditugaskan menjadi Danrem 011/Lilawangsa Aceh, pada tahun 1990.

Saat menjabat Komandan Korem Lilawangsa di Lhokseumawe, Aceh, ia berhasil mengatasi dan meredam konflik GAM terhadap NKRI.

Atas jasanya, Syarwan Hamid diangkat menjadi Kadispen TNI Angkatan Darat pada tahun 1992 dengan pangkat brigadir jenderal (bintang satu).

Tidak lama kemudian menjadi Kapuspen TNI tahun 1993, Assospol Kassospol ABRI tahun 1995, hingga menjabat Kassospol ABRI dengan pangkat letnan jederal pada tahun 1996.

Pada tahun 1997, Hamid menjadi Wakil Ketua DPR/MPR mewakili ABRI.

Di masa pemerintahan presiden BJ Habibie, ia diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri Kabinet Reformasi Pembangunan periode 1998-1999.

Baca juga: Kisah Adnan Ganto, Anak Tukang Tambal Ban yang Jadi Bankir Dunia dan Penasehat Para Jenderal

Baca juga: Mentereng! Begini Perjalanan Karir Adnan Ganto, 15 Tahun di Bank Belanda & 22 Tahun di Bank Inggris 

Kemudian pada tahun 1999, ia kembali ke Senayan menjadi Anggota MPR RI Fraksi Utusan Daerah Riau.

Syarwan menjadi salah satu tokoh yang membawa kemajuan bagi Riau.

Sejak aktif di TNI, ia sudah berfikir bagaimana memperjuangkan Riau.

Ia sempat diiming-imingi untuk memimpin riau sebagai gubernur, sayangnya tidak mendapat restu dari presiden saat itu.

Baginya, gubernur bukanlah sekadar suatu kehormatan jabatan, tetapi sebagai putra daerah merupakan harga diri, marwah, dan kepercayaan yang harus diperjuangkan.

Ia melihat selama ini, Riau hanya sekadar sumber daya ekonomi yang harus diamankan semaksimal mungkin.

Namun pembangunan dan kesejahteraan masyarakat kurang diperhatikan.

Halaman
1234

Berita Terkini