Misalnya di Aceh Tengah, dari alokasi pupuk urea subsidinya 2.100 ton, baru ditebus kios pengecernya sekitar 370 ton.
Begitu juga pupuk subsidi jenis SP 36, dari alokasi 2.000 ton, baru ditebus 38 ton.
Pupuk ZA dari alokasi 1.000 ton, baru ditebus 137 ton, NPK dari alokasi 1.000 ton, baru ditebus 161 ton, pupuk organiknya dari alokasi 200 ton, belum ada penebusan hingga 5 Maret 2021.
Sementaraitu, Kabid Prasarana dan Sarana Diastanbun Aceh, Fahrurazi, mengatakan saat ini penyaluran kartu tani tertunda karena bank penyalur konvensional sudah hijrah ke luar Aceh.
Untuk melanjutkan penyaluran kartu tani ini, Gubernur Aceh Nova Iriansyah dalam minggu ini telah menyurati Dirjen Prasana dana Sarana Kementan.
Dalam surat itu meminta agar penyaluran kartu tani untuk penebusan pupuk subsidi di kios pengecer untuk petani di Aceh, dilanjutkan kembali.
Alasan Gubernur, akibat masih banyak kartu tani yang belum diselurkan kepata anggota kelompok tani, penebusan pupuk subsidi di sejumlah kecamatan belum bejalan mulus.
Hingga 5 Maret 2021 lalu, tebusan pupuk subsidi di berbagai daerah masih relatif rendah.
Untuk urea rata-rata penubusannya baru berjalan sebesar 15 persen, SP 36 lebih kecil lagi baru 4,37 persen, ZA sebesar 5,31 persen, NPK 12,26 persen dan organic baru 10 persen.
Sedangkan jatah kuota pupuk subsidi di Aceh, yakni urea 76.006 ton, SP 36 17.019 ton, ZA 12.437 ton, NPK 45.020 ton, dan organik 7.939 ton. (*)