Konflik Myanmar

Giliran Tentara Myanmar Tewas Usai Diserbu Kelompok Bawah Tanah, Delapan Tentara Disandera

Penulis: Syamsul Azman
Editor: Safriadi Syahbuddin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pria digotong setelah terkena tembakan polisi di Mandalay, Myanmar, pada Sabtu (20/2/2021). Polisi mulai menggunakan peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan massa anti-kudeta

SERAMBINEWS.COM, YANGON - Aksi kelompok bawah tanah Myanmar atau disebut dengan Serikat Nasional Karen (KNU) pada Sabtu (27/3/2021) mengklaim telah menewaskan 10 tentara Myanmar.

10 tentara dilaporkan tewas dalam aksi penyerbuan yang dilakukan di perbatasan timur negara yang berdekatan dengan Thailand.

Melansir dari Anadolu Agency, Minggu (28/3/2021) Serikat Nasional Karen (KNU) adalah kelompok pemberontak di Myanmar, dengan daerah kekuasaan di Kayin Timur.

Mereka telah berperang beberapa dekade untuk mendapatkan wilayah lebih besar, mengatakan mereka telah menyerbu pangkalan militer tepatnya di Hpapun.

Serangan tersebut dilancarkan ketika militer sedang merayakan Hari Angkatan Bersenjata di ibukota administratif Nay Pyi Taw, menurut juru bicara KNU, Padoh Man Man.

Baca juga: 114 Warga Tewas dalam Sehari, Termasuk Gadis 13 Tahun, Protes Paling Berdarah Terbaru di Myanmar

Sebutnya, kelompok mereka telah menewaskan 10 tentara Myanmar dan menyandera delapan tentara lainnya.

KNU adalah satu dari 10 kelompok pemberontak yang sebelumnya telah terlibat pembicaraan dengan militer.

Setelah bersitegang selama bertahun-tahun, akhirnya dilakukan penandatanganan Perjanjian Gencatan Senjata Nasional pada tahun 2015 lalu.

Namun, kelompok tersebut menangguhkan dialog politik dengan junta militer Myanmar, karena dianggap militer terlalu brutal setelah terjadi kudeta pada 1 Februari lalu.

Kelompok ini juga menolak undangan junta militer Myanmar pada acara Hari Angkatan Bersenjata hari Sabtu (27/3/2021) di Nay Pyi Taw.

Para pemimpin KNU juga menolak untuk bertemu Jenderal Min Aung Hlaing, panglima militer Myanmar yang memimpin kudeta dan bertindak sebagai kepala Dewan Administrasi Negara yang saat ini berkuasa di negara itu.

Baca juga: 50 Orang Tewas Ditembak Saat Peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar

Phdoh Saw Mutu Say Poe, kepala KNU, mengatakan dalam sebuah surat terbuka pada hari Jumat (26/3/2021) bahwa kelompok itu akan bertemu Hlaing dengan syarat.

Yakni ketika militer berhenti membunuh pengunjuk rasa damai pro-demokrasi dan membebaskan tahanan termasuk pejabat negara yang digulingkan Aung San Suu Kyi.

Sementara itu, tentara Myanmar tidak menanggapi permintaan Anadolu Agency untuk mengkonfirmasi serangan hari Sabtu (27/3/2021) yang diklaim oleh KNU. 

Melansir dari Kompas.com, Setidaknya 114 warga sipil tewas di seluruh Myanmar pada Sabtu (27/3/2021) ketika junta militer terus menindak protes damai, menurut penghitungan oleh outlet berita independen Myanmar Now.

Halaman
123

Berita Terkini