Terutama pada trimester pertama karena pada rentang waktu tersebut terbentuknya organ-organ tubuh bayi. Disamping itu pada trimester selanjutnya juga harus benar-benar dijaga.
“Setelah terbentuk tiga bulan tidak ada gangguan pada fisik, bisa terjadi gangguan pada berikutnya seperti otaknya sudah terbentuk, tapi karena gangguan macam-macam otaknya melemah, ukuran bayinya kecil.
Jadi trimester kedua bisa terjadi gangguan yang lainnya,” sebutnya.
Baca juga: Harga Emas Hari Ini Turun Lagi, Berikut Rincian Harga Emas Per Gram Selasa 6 April 2021
Dalam hal ini, ia menyarankan bagi ibu-ibu hamil untuk mengetahui adakah kelainan pada bayinya dapat melakukan pengecekan melalui USG pada kebidanan, lebih bagus bulan ke-4 hingga ke-6 karena bayi sudah terbentuk.
“Kalaupun seorang ibu mengetahui anak yang dikandungnya mengalami bibir sumbing, maka ibu diharapkan jangan stres.
Sebab semakin tahu semakin stres, dan dapat berpengaruh pada kesehatan si ibu. Jadi sebaiknya jangan tahu-tahu sekali, berdoa saja,” imbuhnya.
Baca juga: Lowongan Kerja di BUMN, Sucofindo Buka Lowongan Untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Dikatakannya, di Aceh operasi bibir sumbing dilakukan secara gratis melalui Smile Train Indonesia yang dikomandoi oleh Rahmat Maulizar sebagai Social Worker Smile Train Indonesia Area Aceh.
Smile Train juga sudah beberapa kali bekerja sama dengan Harian Serambi Indonesia dalam menggelar kegiatan kemanusiaan berupa operasi bibir sumbing gratis bagi anak-anak Aceh.
Proses operasinya dilaksanakan di Rumah Sakit Malahayati, Banda Aceh yang dilakukan sendiri oleh dr M Jailani SpBP- RE (K).
Dikatakan dr Jailani, dalam dunia medis disarankan operasi bibir sumbing ini dilakukan sebaiknya saat bayi berusia 10 minggu, berat badannya 5 kilogram.
Baca juga: Udah Sedia Hadiah Rp 75 Juta, Tapi Istrinya belum Pulang, Suami: Anak Kita Butuh Kasih Sayang Ibu
Namun semakin canggihnya teknologi yang dikembangkan saat ini, operasi bibir sumbing dapat juga dilakukan didalam rahim. Hal ini sudah dilakukan di Australia dan negara Eropa lainnya.
“Itu memang mahal sekali, kita butuh ahli anestesi, ahli obgyn yang jago. Kita bisa coba evakuasi bayi dari rahim, yaitu bayi usia kandungan 6 sampai 9 bulan.
Jadi bayi dikeluarkan untuk dilakukan operasi didalam ruang yang steril, selesai itu dikembalikan lagi bayi tersebut ke dalam rahim ibunya.
Saya sudah belajar, tinggal menunggu kesiapan dan kemampuan anestesi dan lainnya, serta rumah sakit yang cukup baik,” sebutnya. (*)
Baca juga: Komandan Brimob Meninggal, Begini Kondisi 20 Anggota Polda Maluku Setelah Divaksin AstraZeneca