Kupi Beungoh

Aroma Rempah Dalam Tradisi Meugang di Aceh

Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yudi Andika dan Tim Seksi permuseuman dan pelestarian cagar budaya (PCB) Disbudpar Aceh

Pada hari itu anggota keluarga yang merantau ikut berkumpul sehingga menjadikan momen Meugang sebagai hari yang ditunggu-tunggu, akan tetapi terasa begitu pilu apabila ada anggota keluarga yang tidak dapat berkumpul.

Tidak penting seberapa banyak daging yang dibawa pulang, sedikit saja sudah cukup asalkan semua anggota keluarga bisa berkumpul dan mencicipi daging Meugang olahan ibunda tercinta.

Pada hari biasa kita hanya melihat beberapa tempat khusus saja yang menjual daging sapi atau lembu. Tetapi berbeda dengan hari Meugang yang mana setiap tempat akan kita temui penjual daging.

Bukan hal aneh bila di seluruh bahu jalan di daerah Aceh pada hari Meugang dipenuhi dengan para pembeli yang berkerumun untuk memilih daging terbaik dan kemudian dibawa pulang ke rumah masing-masing.

Kebiasaan orang Aceh begitu memeriahkan hari-hari besar umat Islam sehingga pada hari Meugang tersebut semua orang akan sibuk berbelanja berbagai bahan masakan untuk mengolah daging Meugang.

Baca juga: Persedian Daging Meugang Ramadhan di Aceh Besar Aman, 4.570 Ekor Siap Disembelih

Ada beberapa kalangan yang membeli daging Meugang di pasar yaitu golongan orang tua, dewasa, pemuda dan pengantin baru.

Golongan orang tua sebagai pembuktian bahwa dirinya adalah orang tua yang bertanggung jawab kepada keluarganya.

Golongan dewasa yang masih tinggal di rumah mertua biasa sebagai kesempatan untuk membuktikan bahwa ia sebagai orang yang bertanggung jawab dan dapat diandalkan.

Untuk golongan pemuda biasanya yang sudah bekerja atau pulang dari rantau adalah sebagai pengabdian kepada orang tua.

Terakhir pengantin baru yaitu laki-laki yang tinggal di rumah istrinya biasanya akan membeli daging yang banyak bahkan di beberapa daerah bila sanggup membeli kepala kerbau dan membawa ke rumah mertua di anggap suatu kehebatan tersendiri bagi pengantin baru.

Tradisi Meugang ini dilaksanakan oleh berbagai kalangan baik itu fakir, miskin apalagi orang berada sudah pasti tidak melewatkan kesempatan Meugang.

Baca juga: Wakil Wali Kota Langsa Serahkan Bantuan Meugang Kepada 7.000 Fakir Miskin

Tentunya bentuk dari pelaksanaan Meugang bisa berbeda-beda sesuai dengan kemampuan. Setiap daerah yang ada di Aceh memiliki tradisi dan cara masing-masing dalam mengolah dan menikmati daging Meugang.

Aroma dari masakan Meugang yang mengandung banyak rempah-rempah membawa kenangan tersendiri bagi sebagian orang yang merasakannya.

Setiap aroma dapat memanggil ulang kenangan yang berdiam dalam memori manusia tidak terkecuali untuk aroma makanan. Rempah-rempah sendiri adalah bagian dari tumbuhan yang memiliki aroma dan rasa yang kuat.

Rempah-rempah di hari Meugang

Halaman
1234

Berita Terkini