Keluarganya kemudian menyewa seorang pria bermarga Huang untuk menemukan tubuh pengganti untuk dikremasi.
SERAMBI NEWS.COM, BEIJING - Sejak 2012, Cina mewajibkan jenazah dikremasi dan melarang penguburan.
Namun masih ada yang nekat mengubur anggota keluarga mereka, tapi di sisi lain tetap ada yang harus dikremasi.
Sebuah keluarga menyewa seorang pria untuk menemukan tubuh pengganti untuk dikremasi sehingga mereka dapat mengadakan pemakaman rahasia untuk anggota keluarga mereka yang meninggal.
SCMP melaporkan bahwa almarhum pria tersebut memiliki keinginan untuk dimakamkan sebelum meninggal karena kanker pada Februari 2017 silam.
Keluarganya kemudian menyewa seorang pria bermarga Huang untuk menemukan tubuh pengganti untuk dikremasi.
Baca juga: Ada-ada Saja! Agar Lolos dari Siksa Neraka, Politisi Ini Minta Kuburannya Disumpal Uang Rp 76 Juta
Mereka membayarnya sejumlah 107.000 yuan (Rp 239 juta), di mana 90.000 yuan (Rp 201 juta) diberikan kepada Huang sementara sisanya diberikan kepada seorang perantara yang bermarga Wen.
Pada 1 Maret 2017, Huang menculik seorang pria dengan down syndrome yang sedang memungut sampah di jalanan.
Huang kemudian memaksa pria berusia 36 tahun, yang diidentifikasi sebagai Lin, untuk mengonsumsi minuman keras dalam jumlah besar.
Huang lanatas memasukkannya ke dalam peti mati yang telah disiapkan begitu Lin tidak sadarkan diri.
Baca juga: Wanita Ini Jajakan Diri Saat Ramadhan hingga Ditangkap Satpol PP, Butuh Uang Demi Hidupi 5 Anak
Peti mati itu kemudian disegel dengan empat paku baja sebelum dikirim ke keluarga dua hari kemudian saat akan dikirim ke rumah duka.
Lin pun dikirim untuk dikremasi, sementara keluarga membawa jenazah kerabat mereka yang asli ke daerah terpencil untuk pemakaman tradisional.
Lin terdaftar sebagai orang hilang oleh polisi setempat selama dua tahun sebelum akhirnya terbongkar bahwa dia telah dibunuh pada November 2019.
Polisi menggunakan rekaman CCTV untuk menyelidiki kejahatan tersebut.
Baca juga: Sugianto Ditemukan Meninggal Dunia di Perairan Ulee Lheue
Pada September 2020, Huang dinyatakan bersalah atas pembunuhan dan dijatuhi hukuman mati dengan hukuman percobaan dua tahun, lapor Asia One .