SERAMBINEWS.COM BEIRUT - Hakim Lebanon yang menyelidiki ledakan besar tahun 2020 di pelabuhan Beirut pada Kamis (15/4/2021) memerintahkan pembebasan enam orang.
Termasuk petugas keamanan, yang telah ditahan selama berbulan-bulan, kantor berita negara melaporkan.
Tidak segera jelas apa yang memicu pembebasan orang-orang tersebut.
Terutama seorang perwira yang telah menulis peringatan rinci kepada pejabat tinggi sebelum ledakan tentang bahaya material yang disimpan di pelabuhan.
Hakim Tarek Bitar ditunjuk untuk memimpin penyelidikan pada Februari 2021, setelah pendahulunya dicopot menyusul gugatan hukum oleh dua mantan menteri Kabinet yang dituduh lalai.
Kantor Berita Nasional yang dikelola negara mengatakan Bitar memerintahkan pembebasan enam orang termasuk Mayor Joseph Naddaf dari departemen Keamanan Negara.
Baca juga: Jaksa Lebanon Mulai Selidiki Rencana Kudeta Untuk Mengguncang Negara
Kemudian, Mayor Charbel Fawaz dari Direktorat Keamanan Umum. Empat lainnya adalah pegawai bea cukai dan pelabuhan.
Hampir 3.000 ton amonium nitrat, bahan yang sangat mudah meledak yang digunakan dalam pupuk yang telah disimpan secara tidak benar di pelabuhan selama bertahun-tahun, meledak pada 4 Agustus 2020.
Menewaskan 211 orang, melukai lebih dari 6.000, dan merusak lingkungan sekitar.
Keenam orang itu akan dilarang bepergian ke luar Lebanon, menurut seorang pejabat pengadilan, berbicara dengan syarat anonim untuk mengikuti peraturan.
Pejabat itu menambahkan bahwa 19 orang masih ditahan dalam kasus tersebut.
Di antara mereka yang masih ditahan adalah kepala departemen bea cukai dan pendahulunya serta direktur jenderal pelabuhan.
Dalam laporan tanggal 20 Juli 2020, Keamanan Negara memperingatkan bahwa salah satu pintu gudang tempat penyimpanan material telah dipisahkan dari dinding.
Baca juga: AS Minta Lebanon Segera Bentuk Pemerintahan Baru, Jutaan Orang Jatuh Miskin
Sehingga memungkinkan siapa saja untuk masuk dan mencuri amonium nitrat.
Laporan yang dikirim ke Presiden Michel Aoun dan Perdana Menteri Hassan Diab memperingatkan bahwa pencuri dapat mencuri bahan untuk membuat bahan peledak.
Atau, katanya, massa material dapat menyebabkan ledakan "yang secara praktis akan menghancurkan pelabuhan."
Menahan Naddaf selama berbulan-bulan telah membuat marah beberapa orang di Lebanon terutama karena laporannya dua minggu sebelum ledakan merupakan peringatan yang jelas akan bahaya tersebut.
Baca juga: Mesir Siap Lakukan Apapun Akhiri Krisis Politik dan Ekonomi Lebanon
Ledakan pelabuhan Beirut telah menjadi salah satu pengalaman nasional paling traumatis yang dihadapi orang Lebanon dan keluarga dari mereka yang terbunuh.
Mereka merasa skeptis bahwa penyelidikan apa pun terhadap ledakan tersebut dapat dilakukan secara transparan dan independen.
Di mana budaya impunitas telah berlaku selama beberapa dekade.(*)