Hal ini ditegaskan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki secara virtual dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Saatnya UMKM Bangkit Mendukung Pariwisata", Selasa (20/4/2021) di Jakarta.
Laporan Fikar W Eda | Jakarta
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia memiliki kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan (resiliensi).
Termasuk menekan dampak merebaknya wabah global COVID-19 sejak setahun terakhir.
Hal ini ditegaskan Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki secara virtual dalam Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk "Saatnya UMKM Bangkit Mendukung Pariwisata", Selasa (20/4/2021) di Jakarta.
"UMKM Indonesia memiliki resiliensi yang luar biasa. UMKM punya daya tahan yang luar biasa dan bisa menyelamatkan perekonomian nasional," ujarnya.
Hal ini dibuktikan dari data Badan Pusat Statistik (BPS) yang merilis tahun 2020 bahwa dari total jumlah 64 juta pelaku UMKM, memang terdapat 500 ribu yang usahanya dipaksa tutup.
Sedangkan, sekitar 30 juta pelaku UMKM dalam negeri pun mengalami penurunan omzet yang signifikan.
Baca juga: Pascainsiden Penganiayaan Perawat di Palembang, Satpam yang Terekam Video Kena Pecat
Baca juga: Pria 38 Tahun Dibunuh Sepupu Saat Hubungan Badan, Istri Korban Jadi Otak Aksi, Motif Cinta Segitiga
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini: Rahasia Terbongkar, Al Jujur Soal Reyna? Elsa Tidur dengan Riki
"Survei BPS antara 48 persen memang omzetnya turun akibat adanya pandemi," tuturnya.
Namun kini, sebagian besar pelaku UMKM dalam negeri melakukan serangkaian adaptasi dalam menghadapi dampak COVID-19 yang masih melanda dunia termasuk Indonesia.
Dengan cara melakukan perubahan pada produknya. Misal ada yang dari semula membuat pakaian untuk pesta, saat ini bisa disesuaikan membuat pakaian rumah.
Hal ini juga tak terlepas dari dukungan pemerintah mulai dari program restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga, subsidi listrik, hibah modal kerja.
Dari catatan Bappenas UMKM berhasil melakukan adaptasi dengan situasi baru.
“Dengan daya beli masyarakat yang terbatas, pelaku beradaptasi mengubah produknya misalnya homecare, makanan, kesehatan.