SERAMBINEWS.COM - Polisi mengklaim sudah mengetahui identitas dan ciri-ciri wanita misterius pengirim sate beracun.
Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, paket sate tersebut dikirimkan seorang perempuan berusia sekitar 25 tahun, kulitnya putih, dan tinggi badannya berkisar 160 sentimeter.
“Baru ciri-ciri, untuk identitasnya semoga tidak lama lagi," kata Ngadi.
Ngadi mengatakan, pihaknya saat ini juga sedang mencocokkan keterangan saksi dengan kamera pemantau di sekitar lokasi kejadian.
Dengan perkembangan penyidikan sejauh ini, Ngadi yakin pengirim paket beracun itu bisa segera ditangkap.
Selain itu dari hasil pemeriksaan laboratorium di Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DIY didapati bumbu sate tersebut mengandung racun jenis C.
• Live Streaming Kualifikasi MotoGP Spanyol 2021, Luca Marini Mengharapkan Tantangan yang Lebih Besar
• Update Covid-19 Aceh, Total Positif 11.045 Kasus, 78 Kasus Dalam Waktu 24 Jam Terakhir, 1 Meninggal
• THR 2021 Dipotong, PNS Kecewa Hingga Kirim Petisi Ke Jokowi, Sri Mulyani dan DPR
“Racun ini mudah didapatkan di tempat umum,” imbuh dia.
Dari keterangan saksi, wanita misterius itu menitipkan makanan untuk dikirimkan dari sekitar Stadion Mandala Krida Yogyakarta, pada Minggu (25/4/2021).
“Perempuan itu mengenakan baju krem. Dia membawa dua kotak makanan berisi lontong dan kudapan. Dia bilang saya tidak punya aplikasi tapi saya ingin mengirimkan paket takjil ke Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul," kata Bandiman, supir ojek online (ojol) yang menerima paket sate dari wanita misterius tersebut seperti dikutip dari Kompas.com.
Untuk mengantarkan paket itu, Bandiman meminta ongkos sebesar Rp 25.000, tapi dia malah diberikan Rp 30.000.
Perempuan tersebut mengaku paket itu dikirimkan oleh seseorang bernama Pak Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman untuk seseorang bernama Tomi di Kapanewon Kasihan, Bantul.
Sesampai di alamat tujuan, Tomi merasa tidak memesan paket takjil.
Tomi juga tidak mengenal dengan Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman.
Tomi juga tidak mengenal dengan Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman.
Karena paket itu ditolak, Bandiman membawanya pulang untuk makanan berbuka puasa