Diantara hal yang diketahui manusia adalah penciptaan matahari membuat manusia dapat membedakan siang dan malam.
Jikalau siang dan malam ini tidak dapat diketahui maka akan terjadi kekacauan dalam urusan-urusan agama.
Sebab, banyak ibadah dikaitkan dengan waktu, pergerakan matahari, bulan, siang dan malam.
Baca juga: Setelah 3 Tahun, Gerhana Bulan Total akan Terjadi 26 Mei 2021: Menjadi Gerhana Bulan yang Spesial
Hikmah lainnya, urai Imam Al-Ghazali, manusia dapat beraktivitas dalam kehidupanya dengan mudah karena ada pencahayaan matahari.
Bagaimana sekiranya dunia gelap gunia, tentu manusia tidak akan mampu merasakan nikmatnya cahaya dan manfaat-manfaatnya bagi manusia.
Sekiranya tidak ada cahaya, maka tidak faedahnya mata karena mata tidak dapat berfungsi dalam kegelapan, tulis ulama yang dikenal sebagai Hujjatul Islam itu.
Hikmah Penciptaan Bulan
Lanjut Tgk M Rizwan, Imam Al-Ghazali juga menerangkan, Allah menciptakan malam supaya meneduhkan cuaca yang panas akibat sinar matahari pada waktu siang dan hewan-hewan beristirahat dalam ketenangan malam.
Namun, urai Hujjatul Islam tersebut, disebabkan jika malam diiringi oleh kegelapan total tanpa cahaya, maka tidak memungkinkan manusia beraktivitas pada malam hari.
Sebab, adakalanya dikarenakan kebutuhan dan keterbatasan waktu di siang hari, atau karena cuaca yang terlalu panas, sehingga manusia harus beraktivitas pada malam hari.
Karena itu, penciptaan bulan dengan cahayanya dari matahari menjadi ma'unah (pertolongan Allah) kepada manusia untuk melaksanakan aktivitasnya, urai beliau.
Baca juga: Seleksi CPNS 2021 - Ini Rincian Gaji dan Tunjangan Kinerja PNS Kemenkumham
Oleh sebab itu, sangat wajar manusia yang menjadi penerima utama manfaat matahari dan bulan melakukan ibadah kepada Allah dalam bentuk shalat gerhana apabila terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan.
Dalilnya, di samping penjelasan diatas yang bersifat logis, sumber utama landasan shalat gerhana adalah perintah Rasulullah SAW:
“Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian,” (HR Bukhari-Muslim).
Jumhur ulama sepakat bahwa hukum shalat gerhana bulan dan matahari adalah sunat muakkadah (sunat yang dikuatkan) sebagaimana shalat idil adha dan idil fitri.
"Oleh sebab itu, seandainya perkiraan ahli falakiyah dan kajian astronomis pada tanggal 26 Mei 2021 terjadi gerhana bulan secara faktual, sambutlah peristiwa tersebut dengan beribadah bukan menjadikan peristiwa tersebut sebagai tontonan semata," demikian Tgk M Rizwan.(*)
Baca juga: Selama Lima Tahun, Mulai 2017 Sampai 2021 Terjadi Gerhana Sebanyak 23 Kali, Ini Rinciannya