Berita Lhokseumawe

26 Mei 2021, Berselang 27 Menit Setelah Matahari di Atas Ka'bah, Gerhana Bulan Total Terjadi

Penulis: Saiful Bahri
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Awal terjadi gerhana bulan total, Rabu (31/1/2018).

Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe 

SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Bila digabungkan hasil kajian ilmu falak dan prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) , maka pada 26 Mei 2021 ada dua hal kejadian di langit yang waktu terjadinya hanya berselang 27 menit.

Dimana sesuai data BMKG, kalau pada 26 Mei 2021 ini tepat pukul 16.18 WlB, matahari akan tepat berada di atas ka'bah.

Sekitar 27 menit kemudian, yakni pada pukul 16.45.19 WIB, sesuai hasil kajian ilmu falak, mulai terjadi gerhana bulan total.

Untuk menguatkan uraian di atas, pada Sabtu (22/5/2121),  melalui grup whatshapp Info BMKG Malikussaleh BMKG Stasiun Meteorologi Malikussaleh Aceh Utara, adanya sebuah gambar terkait informasi posisi matahari tepat berada di atas ka'bah.

Dokumem BMKG Malikussaleh (SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM)

Gambar tersebut menginformasi bagaimana cara mudah masyarakat mengecek posisi kiblat.

Uraian dari gambar tersebut,  matahari pada Rabu (26/5/2021) sampai dengan Jumat (28/5/2021),  akan  berada di atas ka'bah. Puncaknya pada pukul pukul 16.18 WIB.

Maka akan menjadi peluang bagi umat muslim untuk mengecek kembali arah kiblat dengan cara manual yang sangat sederhana. 

Baca juga: Gerhana Bulan Total Terjadi 26 Mei 2021, Kapan Waktu Shalat Khusuf? Berikut Penjelasan Buya Yahya

Cara mengecek arah kiblat secara sederhana sesuai informasi melalui grup whatshapp Info BMKG Malikussaleh.

Pertama, jam yang digunakan sesuai dengan jam atom BMKG di http://jam.bmkg.go.id atau di http://ntp.bmkg.go.id 

Selanjutnya gunakan alat yang dapat dijadikan tegak lurus pada permukaan yang datar. 

Alat bisa berupa bandul, tiang, atau dinding bangunan yang tegak lurus dengan tanah datar.

Lalu lakukan proses kalibrasi sejak lima menit sebelum dan sesudah pukul 16.18 WIB atau pukul 17.18 WITA (waktu puncak).

Setelah itu perhatikan arah bayangan saat terjadi waktu puncak. 

Tarik garis dari ujung bayangan hingga ke posisi alat.  

Baca juga: Catat! Ini Waktu yang Tepat Bagi Masyarakat Aceh Laksanakan Shalat Gerhana Bulan Pada 26 Mei 2021

Garis itulah arah kiblat yang sudah dikalibrasi dengan posisi matahari saat berada tepat di atas ka'bah.

Kondisi ini akan terus berulang setiap tahunnya pada tanggal 26-28 Mei dan 14-16 Juli.

Sedangkan hasil kajian ilmu falak, sesuai yang diutarakan Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah  IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is, beberapa waktu lalu, gerhana Bulan total akan terjadi pada tanggal 26 Mei 2021 M bertepatan pada malam purnama 15 Syawal 1442 H mulai pukul 16.45.19 Wib sampai pukul 19.51.41 Wib. 

Dilihat dari data BMKG di atas, bawah puncak posisi matahari berada di atas Ka'bah pada 26 Mei 2021 pukul 16.18 WIB, maka 27 menit kemudian atau pukul 16.45 .19 WIB, sesuai kajian ilmu falak, akan terjadi gerhana bulan total.

Pengamatan Gerhana Bulan Total

Menurut Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah  IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Isz menyebutkan, pada gerhan bulan total kali ini,  IAIN Lhokseumawe akan bergabung pengamatan secara virtual bersama 20 titik pengamatan di seluruh Indonesia.

Acara pengamatan secara virtual ini melalui aplikasi Zoom Meeting yang divasilitasi oleh Planetarium & Observatorium Jakarta dan acara pengamatan bisa dilihat secara langsung di chanel youtube Planetarium & Observatorium Jakarta dari jam 15.45 sampai 21.30 Wib.

Pengamatan secara virtual ini akan sangat berguna bagi masyarakat Indonesia, di mana kondisi gerhana dari 20 titik pengamatan di Indonesia akan ditampilkan dalam satu chanel.

Baca juga: Aceh Tenggara Zona Oranye, Pemkab Instruksikan Kades Aktifkan Posko Covid-19 Desa

20 titik ini mewakili wilayah Indonesia, mulai dari ujung barat Indonesia ada Observatorium Tgk Chik Kuta Karang Lhoknga Banda Aceh, Observatorium Malikussaleh IAIN Lhokseumawe, Observatorium Ilmu Falak UMSU Medan, sampai wilayah paling timur Indonesia di Biak.

Sambut Gerhana Bulan dengan Ibadah

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Lhokseumawe, Tgk M Rizwan H Ali MA, kepada Serambinews.com, Sabtu (22/5/2021), menjelaskan, peristiwa gerhana bulan total tahun 2021 ini diperkirakan terjadi pada tanggal 26 Mei ini.

Peristiwa ini merupakan peristiwa alam yang menunjukkan kebesaran Allah SWT. Oleh sebab itu, Islam memberikan pedoman kepada umatnya dalam menyikapi peristiwa alam ini dalam bentuk ibadah.

Imam al-Ghazali menyebutkan dalam Risalah beliau Hilmah fi al-Makhluqatillah
(Hilmah Penciptaan Makhluk Allah) bahwa banyak sekali hikmah penciptaan matahari, bulan dan seluruh alam semesta. 

Hikmah Matahari

Tgk M Rizwan, menjelaskan, kata Imam Al-Ghazali, penciptaan matahari memiliki fungsi dan hikmah yang sangat banyak. Hanya Allah yang mengetahui seluruh hikmah tersebut secara sempurna. 

Diantara hal yang diketahui manusia adalah penciptaan matahari membuat manusia dapat membedakan siang dan malam.

Jikalau siang dan malam ini tidak dapat diketahui maka akan terjadi kekacauan dalam urusan-urusan agama. 

Sebab, banyak ibadah dikaitkan dengan waktu, pergerakan matahari, bulan, siang dan malam.

Baca juga: Setelah 3 Tahun, Gerhana Bulan Total akan Terjadi 26 Mei 2021: Menjadi Gerhana Bulan yang Spesial

Hikmah lainnya, urai Imam Al-Ghazali, manusia dapat beraktivitas dalam kehidupanya dengan mudah karena ada pencahayaan matahari. 

Bagaimana sekiranya dunia gelap gunia, tentu manusia tidak akan mampu merasakan nikmatnya cahaya dan manfaat-manfaatnya bagi manusia.

Sekiranya tidak ada cahaya, maka tidak faedahnya mata karena mata tidak dapat berfungsi dalam kegelapan, tulis ulama yang dikenal sebagai Hujjatul Islam itu. 

Hikmah Penciptaan Bulan

Lanjut Tgk M Rizwan, Imam Al-Ghazali juga menerangkan, Allah menciptakan malam supaya meneduhkan cuaca yang panas akibat sinar matahari pada waktu siang dan hewan-hewan beristirahat dalam ketenangan malam.

Namun, urai Hujjatul Islam tersebut, disebabkan jika malam diiringi oleh kegelapan total tanpa cahaya, maka tidak memungkinkan manusia beraktivitas pada malam hari. 

Sebab, adakalanya dikarenakan kebutuhan dan keterbatasan waktu di siang hari, atau karena cuaca yang terlalu panas, sehingga manusia harus beraktivitas pada malam hari.

Karena itu, penciptaan bulan dengan cahayanya dari matahari menjadi ma'unah (pertolongan Allah) kepada manusia untuk melaksanakan aktivitasnya, urai beliau. 

Baca juga: Seleksi CPNS 2021 - Ini Rincian Gaji dan Tunjangan Kinerja PNS Kemenkumham

Oleh sebab itu, sangat wajar manusia yang menjadi penerima utama manfaat matahari dan bulan melakukan ibadah kepada Allah dalam bentuk shalat gerhana apabila terjadi gerhana matahari dan gerhana bulan. 

Dalilnya, di samping penjelasan diatas yang bersifat logis, sumber utama landasan shalat gerhana adalah perintah Rasulullah SAW:

“Sungguh, gerhana matahari dan bulan tidak terjadi sebab mati atau hidupnya seseorang, tetapi itu merupakan salah satu tanda kebesaran Allah ta’ala. Karenanya, bila kalian melihat gerhana matahari dan gerhana bulan, bangkit dan shalatlah kalian,” (HR Bukhari-Muslim).

Jumhur ulama sepakat bahwa hukum shalat gerhana bulan dan matahari adalah sunat muakkadah (sunat yang dikuatkan) sebagaimana shalat idil adha dan idil fitri.  

"Oleh sebab itu, seandainya perkiraan ahli falakiyah dan kajian astronomis pada tanggal 26 Mei 2021 terjadi gerhana bulan secara faktual, sambutlah peristiwa tersebut dengan beribadah bukan menjadikan peristiwa tersebut sebagai tontonan semata," demikian Tgk M Rizwan.(*)

Baca juga: Selama Lima Tahun, Mulai 2017 Sampai 2021 Terjadi Gerhana Sebanyak 23 Kali, Ini Rinciannya

Berita Terkini