SERAMBINEWS.COM, BAGHDAD - Pemerintah Amerika Serikat sangat mengkhawatirkan munculnya bibit muda ISIS di kamp Suriah yang dikuasai kelompok Kurdi.
AS telah meminta Irak dan negara lainnya untuk segera memulangkan warganya dari kamp konsentrasi tersebut.
Sejumlah negara telah menolak memulangkan warganya, seperti negara-negara Eropa.
Dilansir AP, Minggu (23/5/2021), Pemerintah Irak untuk pertama kalinya membawa pulang sekitar 100 keluarga dari kamp yang luas di Suriah dalam pekan ini.
Hal itu dinilai sebuah langkah yang dilihat oleh pejabat AS sebagai tanda harapan dalam upaya lama untuk memulangkan ribuan warga Irak dari kamp konsentrasi.
Kamp itu dikenal sebagai tempat berkembang biak militan muda.
Baca juga: Menuduh Negara Teluk Bawa ISIS ke Arab, Menteri Luar Negeri Lebanon Mengundurkan Diri
Dalam kunjungan mendadak ke Suriah pada Jumat (21/5/2021) pejabat militer tertinggi AS untuk Timur Tengah, Jenderal Marinir Frank McKenzie mengaku optimis pemuanga dari kubu Al-Hol.
Dia telah berulang kali memperingatkan pemuda di kamp-kamp sedang diradikalisasi dan akan menjadi generasi militan berbahaya berikutnya.
"Ini akan menjadi langkah pertama dalam banyak pemulangan seperti itu," jelasnya.
"Saya pikir itu akan menjadi kunci untuk menurunkan populasi di kamp Al-Hol, dan di kamp lain di seluruh wilayah," kata McKenzie kepada wartawan.
Dia pergi ke Suriah, tempat dia bertemu dengan pasukan dan komandan militer AS.
“Bangsa-bangsa perlu membawa kembali warganya, memulangkan mereka, mengintegrasikan mereka kembali, menderadikalisasi bila perlu dan menjadikan sebagai elemen masyarakat yang produktif,” ujarnya.
Seorang pejabat senior AS mengatakan pemindahan orang dari kamp di timurlaut Suriah sudah menjadi salah satu dari sejumlah masalah yang dibahas pemerintah AS dan Irak.
Khususnya saat menyusun peta jalan untuk hubungan diplomatik dan militer di masa depan.
Itu muncul selama pertemuan pada Kamis (20/5/2021), ketika McKenzie berhenti tanpa pemberitahuan di Baghdad.