Terjadi di dalam Terowongan
Dinas Kebakaran dan Penyelamatan Malaysia (JBPM) kesulitan mengevakuasi 213 penumpang yang terluka dalam tabrakan kereta LRT.
Direktur JBPM Kuala Lumpur, Nordin Pauzi mengatakan hal itu disebabkan lokasi kejadian di terowongan sempit dan menyulitkan tim penyelamat untuk bergerak.
“Kami harus melalui jalur terowongan yang berisiko kelistrikan. Jadi kami harus berhati-hati dan menyita banyak waktu untuk mengevakuasi semua korban,” katanya.
Mengingat titik kejadian berjarak 100 meter di dalam terowongan, maka harus hati-hati untuk mengevakuasi korban cedera yang lebih serius.
Baca juga: Setir Blong, Mobil Rombongan Keluarga dari Aceh Tamiang ke Pantai di Aceh Timur Kecelakaan Tunggal
Terkait kejadian tersebut, pihak JBPM Kuala Lumpur menerima laporan pada pukul 20.45 malam waktu setempat.
Dalam operasi penyelamatan korban, Nordin mengatakan pihaknya juga melibatkan beberapa instansi lain termasuk kepolisian, Departemen Pertahanan Sipil Malaysia (JPAM) dan Rapid.
Insiden Pertama
Menteri Transportasi, Datuk Seri Dr Wee Ka Siong mengatakan kecelakaan yang melibatkan dua LRT itu adalah yang pertama sejak Malaysia mengoperasikannya 23 tahun lalu.
Ka Siong mengatakan penyelidikan menyeluruh dan terperinci harus dilakukan untuk mencegah insiden yang sama terulang kembali.
“Ini kecelakaan yang sangat serius dan sangat disayangkan, Kementerian Perhubungan akan bekerja sama dengan Badan Prasarana dan Angkutan Umum Darat untuk mencari penyebab sebenarnya dari kejadian ini,” ujarnya, dikutip dari Sinar Harian.
Dia mengatakan, Badan Prasarana dan Transportasi Umum Darat sedang mencermati apakah layanan LRT akan beroperasi seperti biasa lagi pada Selasa hari ini atau sebaliknya.
Baca juga: Video Viral, Kecelakaan Mobil Vs Sepmor, Tumbangkan Tiang Listrik Hingga Satu Korban Meninggal
“Yang terpenting saat ini adalah memastikan setiap penumpang yang mengalami luka berat dan kritis mendapat penanganan yang tepat,” ujarnya.
Ka Siong mengaku bahwa setiap penumpang juga terlindungi asuransi selama menggunakan layanan LRT.
“Fokus kami merawat mereka yang terluka, hal-hal lain apakah terkait masalah ganti rugi akan dibicarakan setelah semuanya selesai,” ujarnya.