Kisah Nenek Penjual Pisang Keliling, Tekun Menabung Agar Bisa Umrah ke Mekkah, Tak Mau Minta-minta

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tukiyem (75) warga RT 05 RW 02 Gagaksipat, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali berjualan di pinggir Jalan MT Haryono, kawasan Stadion Manahan Solo.

Tukiyem mengatakan dirinya sudah menggunakan sepeda onthel untuk jualan sejak 1965.

"Sudah puluhan tahun saya berjualan keliling dari 1965 menggunakan sepeda onthel," kata dia.

Dirinya mengaku awal mula peruntungannya dengan berjualan sayur.

"Dulu pernah jualan sayur abis itu jualan buah pepaya dan sekarang ya ala kadarnya pisang," ujarnya.

"Dulu saya ngambil sayuran dari Pasar Mangu kadang di Pasar Legi, terus dijual keliling,"katanya.

Dirinya mengaku saat ini hanya berjualan pisang di kawasan Sumber, Banjarsari dan Manahan Saja.

"Dari rumah berangkat jam 8 pagi menggunakan sepeda pulang maghrib," ungkapnya.

"Kalau dianter anak nanti harus beli bensin, jadi saya milih pakai sepeda," tambhanya.

Di rumah ia mengaku tinggal bersama 4 orang anak.

"Anak saya dua laki-laki 2 perempuan," ujarnya.

"Ada yang sudah nikah dan punya anak, ada yang kerja sebagai kuli bangunan, ada yang kerja di pabrik," paparnya.

Dirinya sampaikan sang suami sudah meninggal dunia sejak tahun 2008 karena sakit.

"Jualan pisang dari tahun 200-an kalau sebelumnya sayur," ujarnya.

"Kalau pisang dibesokan tidak akan terlalu membusuk beda sama sayur," urainya.

Dirinya mengaku setiap lima hari sekali membeli ke Pasar Legi untuk menyetok pasokan Pisang yang akan dijualnya.

Halaman
1234

Berita Terkini