"Sehabisnya kadang tiga atau lima hari sekali," ujarnya.
"Pernah dulu ada yang borong semuanya, sekarang sepi sekali yang beli," katanya.
"Ya jualan nya seadanya, kadang 7 sampai 10 sisir," tambahnya.
Dirinya menyampaikan untuk modal perlima hari untuk berjualan dan membeli pisang sebesar Rp 500 ribu.
"Pendapatan tidak menentu, kadang ya kalau laku, ya seadanya saja," ujarnya.
"Kalau laku ya uang itu terkumpul bisa beli pisang lagi, kadang kurang dari itu," katanya.
Dari hasil jualan ia mengatakan penghasilan bersih bisa mencapai Rp 100 ribu perhari jika ramai.
Dirinya menjual berbagai macam pisang dengan harga belasan ribu hingga Rp 30 ribu.
"Ini harga pisangnya sama, kecuali pisang kepok," ujarnya.
"Ada pisang kepok, pisang susu, pisang ambon dan ada beberapa buah sukun," terang dia. (*)
Baca juga: Aturan Baru, SIM Mobil dan Motor Akan Digolongkan Sesuai Spesifikasi Kendaraan, SIM C Ada Tiga Jenis
Baca juga: Ibu Muda Hilang Misterius, Dua Anak Balitanya Terus Menangis Panggil Mama
Baca juga: Dampak PPKM dan Pukul 22.00 WIB Tutup, Omzet Kafe & Restoran di Lhokseumawe Anjlok Hingga 50 Persen
TribunSolo.com dengan judul Kisah Nenek Penjual Pisang Keliling di Solo : Tekun Menabung Habis Jualan, Bisa Umroh ke Mekkah