Human Interest Story

Kisah Moorissa,Perempuan Pintar WNI Dibalik Autopilot Mobil Tesla yang Berani Terjun ke Bidang STEM

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kisah Moorissa Tjokro, perempuan pintar Indonesia dibalik fitur Autopilot mobil Tesla yang berani terjun ke dunia STEM.

Mengingat tugasnya yang harus menguji perangkat lunak mobil, sebagai karyawan, Moorissa dibekali mobil Tesla yang bisa ia gunakan sehari-hari.

“Karena kerjanya dengan mobil, juga dikasih perk (keuntungan) untuk drive mobilnya juga kemana-mana, biar bisa di testing,” tambahnya.

Satu dari 6 insinyur wanita

Moorissa telah bekerja di Tesla sejak 2018 silam.

Sebelum dipercaya menjadi Autopilot Software Engineer, Moorissa ditunjuk oleh Tesla untuk menjadi seorang Data Scientist, yang juga menangani perangkat lunak mobil.

“Sekitar dua tahun yang lalu, temanku sebenarnya intern (magang) di Tesla. Dan waktu itu dia sempat ngirimin resume-ku ke timnya. Dari situ, aku tuh sebenarnya enggak pernah apply, jadi langsung dikontak sama Tesla-nya sendiri. Dan dari situlah kita mulai proses interview,” kenang perempuan yang juga hobi melukis di waktu senggangnya ini.

Moorissa adalah satu dari enam insinyur atau engineer wanita yang bekerja merancang fitur Autopilot.

Dikatakannya, jumlah wanita yang bekerja di Tesla memang sangat sedikit. 

Moorissa Tjokro bekerja sebagai Autopilot Software Engineer Tesla, di San Francisco, AS. ( dok. Moorissa via VOA Indonesia)

Dari 110 orang engineer, jumlah wanita hanya ada enam orang, dimana dua diantaranya fokus di posisi produk manajer.

"Di tempat saya ada enam orang dari 110 engineer dan dua produk manajer," ucap lulusan SMA Pelita Harapan di Indonesia ini.

Perempuan masih jarang di dunia STEM

Masih dikutip dari pemberitaan Voa Indonesia, jumlah wanita yang memiliki gelar sarjana bidang teknik daam 20 tahun terakhir memang dinilai meningkat, namun berdasarkan data National Science Foundation di Amerika Serikat menyatakan jumlahnya masih berada di bawah insinyur laki-laki.

Pada kenyataannya, menurut organisasi nirlaba, American Association of University Women yang bertujuan memajukan kesejahteraan perempuan melalui advokasi, pendidikan, dan penelitian, jumlah perempuan yang bekerja di bidang STEM, hanya 28 persen.

Organisasi ini juga mengatakan kesenjangan gender masih sangat tinggi di beberapa pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat dan dengan gaji yang tinggi di masa depan, seperti di bidang ilmu komputer dan teknik atau engineering.

Fakta ini terlihat di kantor Tesla, di mana hanya terdapat 6 Autopilot Engineer perempuan, termasuk Moorissa, dari total 110 Autopilot Engineer.

Halaman
1234

Berita Terkini