Para pejabat mengakui itu bisa dilakukan dengan melipatgandakan kapasitas masjid saat ini.
Dengan Prancis terhuyung-huyung dari serentetan serangan teror.
Baca juga: Imbau Perilaku Hidup Baru, Ditbinmas Polda Aceh Sambangi 239 Pimpinan Dayah dan 238 Pengurus Masjid
Yang terbaru minggu ini, di mana seorang radikal yang diketahui menikam seorang polisi wanita sebelum ditembak mati.
Menangani Islamisme telah menjadi isu utama, terutama menjelang pemilihan regional bulan ini.
Termasuk pemilihan presiden tahun depan di mana Macron melakukan polling untuk sekali lagi menghadapi pemimpin sayap kanan, Marine Le Pen.
"Hari ini dia yang menemukan musuh yang baik dan membuat banyak keributan memenangkan pemilihan dan saya pikir kita digunakan untuk tujuan ini," keluh Presiden Masjid Eyup Sahin, Milli Gorus.
“Hal terbaik yang harus dilakukan adalah tersenyum dan menahannya,” katanya.
Kontroversi meletus pada Maret 2021, setelah Wali Kota Strasbourg di Green menerima permintaan dari Sahin untuk subsidi € 2,5 juta dari total anggaran € 32 juta.
Sementara bagian Prancis lainnya melarang pendanaan publik untuk bangunan keagamaan baru.
Alsace dan Moselle dapat melakukannya karena status terpisah sejak masih menjadi bagian dari Jerman.
Sementara wali kota mengatakan hanya memberi proyek yang telah disetujui oleh pendahulunya.
Langkah tersebut mendorong Gérald Darmanin, Menteri Dalam Negeri Prancis menuduh didanai Turki.
Selain itu, dia mengatakan Milli Gorus, bersama dengan dua kelompok lainnya, bersalah.
Karena menolak menandatangani "Piagam Prinsip-prinsip Islam Prancis" Macron.
Dimana harus menerima kesesuaian Islam dengan nilai-nilai republik Prancis.