Laporan Idris Ismail I Pidie Jaya
SERAMBINEWS.COM, MEUREUDU - Maimunah binti Saidi (132), adalah seorang nenek asal Gampong Blang Miro Tunong Ulee Glee, Kecamatan Bandar Dua, Pidie Jaya (Pijay).
Nenek 12 cucu ini memang usianya memang sudah sangat senja. Namun sorotan pandangan matanya juga masih sangat awas terutama dalam melantunkan ayat suci Al-Quran.
Saat disambangi Serambinews.com, Selasa (15/6/2021) jelang siang, Nek Munah--sapaan akrab warga asal kecamatan paling timur di Pijay itu, masih tegar berjalan meski sedikit tertatih-tatih.
Di sela-sela berjalan, mulutnya kerap tak henti-henti melafazkan zikir, 'Subhanallah, Walhamdulillah, Wala Illallah Ha Illallah'.
Dari pengakuan anaknya, Habsah (70), dalam satu pekan terakhir ia selalu menyampaikan agar dibangun gubuk tempat ia 'Khalud' dalam pekarangan rumah cicitnya.
Baca juga: Batas Usia Pensiun Abdi Negara di Indonesia, Mulai Dari PNS, TNI dan Polri
Baca juga: Jembatan Menuju Rutan Singkil Tertutup Jadi Penyebab Jalan Provinsi Kerap Kebanjiran
Baca juga: Formasi CPNS 2021 di Pemkab Aceh Tenggara,Cuma Dibuka Untuk Tenaga Guru PPPK, Jumlahnya 603 Lowongan
Gubuk itu guna mencari ketenangan jiwa serta tidak ingin membebani anak serta cucu hingga cicitnya.
Ia ingin sendiri menikmati suasana pada usia senjanya dengan menyendiri.
"Dalam tiga hari terakhir, ibunda kami telah menempati gubuk panggung seadanya,” terang Habsah.
Ibunda kami menghabiskan waktu untuk shalat, zikir serta melantun bacaan Al-Quran pada siang hari,” ujarnya.
“Karenanya kami sangat berharap uluran bantuan dari Pemkab Pijay untuk dapat menyahuti bantuan gubuk layak huni demi memenuhi permintaan ibunda kami di sisa hidupnya," ucap Habsah kepada Serambinews.com, Selasa (15/6/2021).
Baca juga: Banda Aceh Kembangkan Wisata Bahari, Mulai Ulee Lheue hingga Alue Naga
Baca juga: Download Hasil Pengumuman SBMPTN USK, Bagi Calon Maba yang Lulus Ini Tahap & Alur Daftar Ulangnya
Baca juga: Nasib Sopir Truk Kontainer di Tanjung Priok, Dipalak Preman, Karyawan Depo Hingga Dimarahi Istri
Nek Munah yang memiliki 12 anak (3 orang masih hidup), saban hari terkadang menghabiskan waktu memungut biji melinjo dalam pekarangan rumah untuk dijadikan emping atau kerupuk mulieng.
Ini dilakukannya untuk menyambung atau membantu kebutuhan hidup.
Hanya saja, selama beberapa bulan terakhir, istri dari almarhum Muhammad Daly ini pendengarannya mengalami sedikit terganggu.
Jika komunikasi dilakukan mesti disertai dengan suara sedikit keras agar lebih mudah terekam dalam memorinya.