Namun setelah melepaskan diri dari Indonesia, nyatanya kehidupan di Timor Leste tidak juga membaik.
Kilang minyak yang begitu mereka banggakan justru menjadi masalah lainnya karena mereka terlilit utang dengan China.
Padahal menurut analisis dari Sensus Penduduk dan Perumahan Timor-Leste terbaru, pemuda yang berusia antara 15 hingga 24 tahun merupakan 20 persen dari total populasi di Timor Leste pada 2015.
Jika mereka pergi, maka Timor Leste bisa kehilangan populasi emas atau calon penerus bangsa.
Namun para pemuda Timor Leste juga punya alasan kuat.
Baca juga: Berbeda dengan Indonesia, Umat Islam di Timor Leste Makin Terkikis, Sejarah Kelam Ini Penyebabnya
Dilansir dari kompas.com pada Selasa 25 Mei 2021, mereka menyebutkan bahwa mencari pekerjaan di negaranya begitu sulit.
Jadi tidak heran banyak dari mereka rela mengantri di depan Kedutaan Besar Portugal di Dili demi pindah negara.
Pemandangan itu pun sudah tidak asing lagi dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka berharap mendapatkan paspor Portugal dengan harapan melihat masa depan yang lebih baik di Eropa.
Dari laporan Sensus Analisis Angkatan Kerja, tingkat pengangguran memang mencapai 12,3%.
Ironisnya, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin tinggi pula risiko dirinya menganggur. Sekitar 20% tingkat pengangguran.
Itu bagi mereka yang berpendidikan.
Bagi mereka anak muda yang tidak berpendidikan atau nonformal, maka tingkat pengangguran mencapai di bawah 10 persen.
Baca juga: Jadi Negara Miskin, Begini Cara Timor Leste Lepas dari Ketergantungan Bantuan Negara Lain
Sementara pemuda yang tamat sekolah menengah, persentase penganggurannya adalah 18 persen.
Jadi, total tingkat pengangguran di Timor Leste bagi mereka yang tidak berpendidikan atau tidak memiliki pelatihan mencapai 27,7%.