"Resminya bantuan itu nanti untuk kapolda, gubernur, atau Pemprov Sumsel?" tanya saya.
"Ke Kapolda Sumsel Pak Eko Indra Heri," ujar Prof Hardi.
"Siapa yang menentukan bahwa bantuan itu untuk kapolda Sumsel? Apakah atas arahan Prof Hardi?" tanya saya lagi.
"Bukan arahan saya. Itu langsung keinginan keluarga. Untuk diberikan ke kapolda," jawab Prof Hardi.
"Bantuan itu nanti bentuknya uang kontan, cek, atau transfer? Atau berbentuk bantuan bahan makanan?"
“Bentuknya uang. Akan ditransfer besok," jawab Prof Hardi kemarin sore. Berarti hari ini.
"Apakah boleh ditransfer ke rekening Polda? Juga apakah boleh dikirim ke rekening pribadi kapolda?" tanya saya sambil mengingatkan aturan yang ada.
“Masih diatur. Mungkin disiapkan rekening khusus."
Ya sudah. Saya tidak ingin bertanya lebih lanjut tentang itu.
Ada orang yang ingin menyumbangkan uang besar kok ditanya prosedur. Yang penting diterima dulu.
Semoga yang menyumbang itu bisa menyaksikan dengan bahagia dari surga di atas sana.
Akidi Tio, pengusaha yang menyumbang Rp 2 triliun itu, meninggal tahun 2009 lalu.
Saat itu Tio berusia 89 tahun. Berarti 101 tahun hari ini.
Beliau meninggal akibat serangan jantung. Makamnya juga di Palembang.
Istri Tio sudah meninggal lebih dulu: tahun 2005. Juga di Palembang. Dalam usia 82 tahun.